Rabu, April 30, 2014

MAKALAH EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

REBA MANGGARAI


EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN


1.1   LATAR BELAKANG
1.2   Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999) menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan siswa belajar. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan informasi yang akurat tentang siswa yang benar-benar memahami materi dan siswa yang kurang memahami. Siswa yang dapat menjawab dengan Benar suatu persoalan, belum tentu mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Penilaian dalam proses pembelajaran lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami materi atau yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian hasil. Dengan demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar. Mutu pendidikan dipengaruhi banyak faktor, yaitu siswa, pengelola sekolah (Kepala Sekolah, karyawan dan Dewan/Komite Sekolah), lingkungan (orangtua, masyarakat, sekolah), kualitas pembelajaran, kurikulum dan sebagainya. Usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaian. Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik.  Dengan demikian salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting untuk efektivitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu mengajar dengan baik tetapi juga mampu melakukan evaluasi dengan baik.

1.3   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, disini kami merumuskan beberapa masalah
yaitu:
1. Apakah pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran?
2. Apa tujuan evaluasi?
3.apa saja syarat-syarat umum evaluasi?

1.3 Tujuan 
Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak cukup hanya berdasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, namun perlu menjangkau terhadap desain program dan implementasi program pembelajaran. Penilaian terhadap desain pembelajaran, meliputi aspek kompetensi yang dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi program. Penilaian terhadap implementasi program pembelajaran berusaha untuk menilai seberapa tinggi tingkat kualitas pembelajaran yang dilaksanakian oleh guru. Penilaian terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas pada hasil jangka pendek atau output tetapi sebaiknya juga menjangkau outcome dari program pembelajaran..

1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat dipetik dari tujuan di atas adalah:
1. Dapat memberi gambaran tentang peranan evaluasi dalam pembelajaran dengan demikian diharapkan dapat memberi arti penting sebuah evaluasi itu sendiri.
2. Agar kita dapat memberikan evaluasi yang benar nantinya.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Prinsip Umum Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berarti pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Seperti definisi yang pertama dikembangkan oleh : Ralph Tyler beliau mengatakan, bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum ada dan apa sebabnya.
Untuk definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain yaitu Cronbach dan Stufflebeam, definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa yang dilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, praktikum, tugas, dan atau pengamatan oleh dosen. Bentuk ujian meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tugas akhir. Pembobotan masing-masing unsur penilaian ditetapkan dengan kesepakatan antara dosen pembina matakuliah dan mahasiswa berdasarkan silabus matakuliah yang diatur dalam pedoman akademik masing-masing fakultas/program studi setara fakultas dan program pascasarjana.
Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Bertujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan informasi akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar-mengajar, padahal antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun saling berhubungan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran (kuantitatif), sedangkan menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (kualitatif). 
b. Prinsip Umum Evaluasi
Prinsip dan Alat Evaluasi Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran/KBM dan evaluasi. Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan lebih efektif dan efisien. Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi dapat dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi suatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara/tehnik, dan oleh karena itu dikenal dengan tehnik evaluasi. Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu tehnik tes dan non tes.
1.       Konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran.
Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Sering kali pula orang yang melakukan kegiatan tersebut , berkeinginan mengetahui baik atau buruknya kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu juga mereka berkeinginan mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyedikan informasi tentang baik dan buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru meencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus . Disisi lain evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran/pendidikan. Hal ini berarti evaluasi merupakan kegiatan yang terelakkan dalam setiap kegiatan atau proses pembelajaran dengan kata lain kegiatan evaluasi (baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran ) merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran atau pendidikan.  Seperti dikemukakan sebelumnya evaluasi mencakup hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan manapula hasil kegiatan evaluasi hasil pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses systematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.  Berdasarkan pemikiran-pemikiran ini tanpaklah pada kita akan pentingnya penyelenggaraan kegiatan evaluasi . oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Seorang guru akan lebih mengetahui kemampuan ini apabila sejak dini atau sejak sebagai calon guru sudah dikenalkan dengan kegiatan evaluasi. Guru akan dianggap memiliki kwalifikasi kemampuan mengefaluasi, apabila gurumampu menjawab m,engapa, apa, dan bagaiman evaluasi dalam kegiatan pembelajaran/pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan anda sebagai calon guru, berikut disajikan mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi belajar dan pembelajaran.

2.2 Tujuan Evaluasi
Sebagaimana diuraikan pada bagia terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan.
Khusus terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan :
a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa
b. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM
c. Menentukan tuidak lanjut hasil penilaian
d. Memberikan pertanggung jawaban (account tability)

2.3 Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memilki banyak fungsi, diantaranya
adalah fungsi :
a. Selektif
b. Diagnostik
c. Penempatan
d. Pengukuran keberhasilan
Selain keempat fungsi diatas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi :
a. Remedial
b. Umpan balik
c. Motivasi dan membimbing anak
d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
e. Pengembangan ilmu
2.4  Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
a.       Memahami sesuatu : Mahasiswa ( entry behavior, motivasi, dll), saran dan prasarana, dan
kondisi dosen.
b. Membuat keputusan : Kelanjutan program, penanganan “masalah”’ dll
c. Meningkatkan kualitas PBM : Komponen-komponen PBM.
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
• Bagi siswa
Mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran :Memuaskan atau tidak memuaskan
• Bagi guru
a. Mendeteksi siwa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
b. Ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll
c. Ketepatan metode yag digunakan
• Bagi sekolah
a. Hasil belajar cermin kualitas sekolah
b. Membuat program sekolah
c. Pemenuhan standar.




2.4 Macam-macam evaluasi
1.       Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluassi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut Winkel dimaksudkan bahwa yang menyatakan bahwayang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time.
Ukuran keberhaslan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahsan pada suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkt kematangan siswa. Artinyan TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahiu beberapa jauh tujuan yang elah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siap ssaj yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakla-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberi remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topic berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topic yang telah dibahas.
1. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu yang didalamnya tercskup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didk telah dapat berpindah dari satu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
2. Diagnostik
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostic dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostic dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal ataupengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat member bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostic ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh meteri yang telah dipelajarinya.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu penilaian terhadap input, output maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik. Pencapaian belajar ini bukan hanya yang bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada peserta didik. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi. Dalam kontek program pembelajaran di perguruan tinggi  Djemari Mardapi (2003: 8) mengatakan bahwa keberhasilan program pembelajaran selalu selalu dilihat dari hasil belajar yang dicapai mahasiswa. Disisi lain evaluasi pada program pembelajaran membutuhkan data tentang pelaksanaan pembelajaran dan tingkat ketercapaian tujuannya. Kondisi yang demikian tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga di pendidikan dasar dan menengah. Keberhasilan program pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara implementasi program pembelajaran di kelas atau kualitas proses pembelajaran itu berlangsung jarang tersentuh kegiatan penilaian. Dalam dunia pendidikan,khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi:
a.       Makna bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui apakah dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan, memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswayang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada siswayang belum berhasil. Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.
b.      Makna bagi sekolah
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya,dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai harapan atau belum, karena hasil belajar merupakan cermain kualitas suatu sekolah.
Sasaran evaluasi
1.       Input
Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.
2.       Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya.
3.       Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Ciri-ciri tes yang baik, Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki persyaratan tes, yaitu memiliki:
a.       Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.
b.      Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan.
c.       Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d.      Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
e.      Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
2.5 SYARAT-SYARAT UMUM EVALUASI
Dalam menyelenggarakan kegiatan evaluasi, kita perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi tersebut. Syarat-syarat umumyang harusdipenuhi adalah sebagai berikut:
A. Kesahihan
Kesahihanmenggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes danidak terhadap instrument itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
1. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
2. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
3. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
B. Keterandalan 
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a. Panjang tes
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
C. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil,mapunkemudahan dalam menyimpannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan mengadministrasi
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran, yang mencakup komponen input, komponen input instrumental, komponen kurikulum, komponen administratif, komponen proses, dan komponen output. Karakteristik siswa yang dievaluasi dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum, mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan dan akreditasi.
3.2 SARAN
1. Bagi para pembaca dapat menambahkan bagian-bagian yang dirasa kurang lengkap/sesuai, dengan pustaka yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
·         Dr. Dimyati Dan Drs. Mudjino.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
·         Drost, J.I.G.M.S.J. 2001. Sekolah Mengajar atau Mendidik. Yogyakarta: Kanisius.
·         Nana Sudjana. 1996. Model-Model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru

Rabu, April 09, 2014

belajar dan pembelajaran mata kuliah semester 2


EVALUASI BELAJAR & PEMBELAJARAN
A.    Pengertian dan Prinsip Umum Evaluasi
Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat diatas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas dari pada pengukuran dan testing.
Phopan mengemukakan bahwa untuk memahami arti evaluasi memang perlu terlebih dahulu memahami arti pengukuran. Menurutnya pengukuran menunjukan kegiatan mengukur yaitu menghitung atau menetapkan angka-angka sehingga kita dapat menggambarkan sesuatu secara lebih seksama, seberapa besarnya, kecilnya, panjangnya & sebagainya. Pengukuran terdiri dari penetapan status gejala tertentu dengan cara yang lebih seksama.
Michael scriven seorang teoritis evaluasi mengamati bahwa evaluasi terdiri dari penetapan nilai. Karena itu evaluasi pendidikan terdiri dari penetapan nilai sehubungan dengan fenomena pendidikan. Penetapan nilai yang kita maksud adalah penentuan manfaat atau kebaikan relative dari segala sesuatu yang kita evaluasikan. Sejalan dengan pandangan tersebut Asmawi zainul & Noehi Nasution mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakterristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas, sedangkan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun non tes. Pendapat ini sejalan dengan pendapat suharsimi Arikunto yang membedakan antara pengukuran penilaian & evaluasi.


Sudrajat mengemukakan banyak orang mencampur aduakan penegertian antara evaluasi,
pengukuran ( measurement), tes dan penilaian (assessmen) Padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan indentifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncanakan telah dicapai atau belum, berharga atau tidak, & dapat pula untuk melihat tingkat evisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgment ) Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Sedangkan penilaian ( assessment ) adalah penerapan berbagai cara & penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik.
Davies mengemukan bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan atau menetap kan nilai kepada sejumlah tujunan kegiatan keputusan, unjuk kerja, proses, orang objek dan masih banyak yang lain (Davies;1981;3)sedang kan Ward dan Brown mengemukankan evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dengan berdasar kan bahasan bahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistimatis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan kegiatan keputusan untuk kerja proses orang objek dan yang lalu. Menurut (Kouriski) adalah tindakan tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok. Menurutya evaluasi umumnya bersifat pada siswa ini berarti evaluasi dimaksud untuk mengamati hasil belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana menciptakan kesimpulan belajar. Menurut Nurkancana & Sumartana ( 1986 ) yang membahas pendapat Wand & Brown. Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses menentukan luas atau kuantitas pada sesuatu sedangkan evaluasi merujuk pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu. Jika kita cermati kembali komponen komponen pembelajaran kita menemukan bahwa evaluasi merupakan salah satu komponen system pendidikan atau pembelajaran. Oleh sebab itu, kemampuan guru melaksanakan evaluasi secara tepat akan memberikan pengaruh bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan evaluasi dengan benar, maka setiap guru dituntut memiliki perangkat pengetahuan tentang berbagai jenis evaluasi, prinsip prinsip evaluasi, memilih jenis evaluasi sesuai dengan karekteristik dan tujuan pembelajaran serta prosedur implementasi dalam kegiatan pembelajaran. Diyati dan Mujiono mengemukakan bahwa hal penting yang harus diketahui guru adalah bahwa secara umum evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan antara kegiatan evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Agar evaluasi yang dilakukan memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan, maka evaluasi hahus dilakukan berdasarkan prinsip yang tepat ARIKUNTO I mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu ada tryangulasi atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara lain sebagai berikut :
1. tujuan 
2. kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar mmengajar dan 
3. Evaluasi
B.Tujuan Evaluasi 
Secara umum evaluasi bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara spesifik evaluasi memiliki banyak tujuan dan manfaat. Karena itu menurut Reece dan Walker terdapat beberapa alasan mengapa evaluasi harus dilakukan, yaitu :
1. memperkuat kegiatan belajar
2. menguji pemahaman dan kemampuan siswa
3. memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai 
4. mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran 
5. memotivasi siswa 
6. memberi umpan balik bagi siswa 
7. memberi umpan balik bagi guru 
8. memelihara standar mutu 
9. mencapai kemajuan proses dan hasil belajar 
10. memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya 
11. menilai kualitas belajar 
Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan mempunyai manfaat yang luas, tidak sekedar mengukur keberasilan proses belajar akan tetap dapat memberikan manfat dalam berbagai kegiatan lain baik bagi guru maupun bagi siswa Nurkancana 1986 beberapa pungsi atau manfaat evaluasi pendidikan dan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

a. mengetahui tahap kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu
 
b. mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan
 
c. mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru atau kah harus mengulang pelejeran pelejaran yang telah lampau
 
d. memdapat kan bahan bahan informasi dalam membeikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa
 
e. mendapat kan bahan bahan informasi apakah seorang anak dapat dinaikan kekelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula 
f. membanding kan apakah frestasi yang dicapai anak sudah sesuai dengan kafasitas nnya atau belum 
g. untuk menafsirkan apakah seseorang anak yang telah cukup matang ubtuk kita lepas kan ke dalam masyrakat atau untuk melanjutkan ke lemba pendidikan yang lebih tinggi 
h. untuk mengadakan seleksi 
i. untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang di gunakan dalam lapangan pendidikan.

C. Syarat-syarat umum evaluasi
       A. Kesahihan atau validitas
Keshahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan, interprestasi terhadap hasil dari suatu instrumen evaluasi atau tes. Validitas merupakan ketepatan evaluasi atau mengevaluasi apa yang harus di evaluasi menurut Nur Kuncana & Sumartana validitas dapat di tinjau dari beberapa sisi :
·         Validitas ramalan ( predictive validity )v Artinya ketepatan dari sutau alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan yang dicapai kemudian 
·         Validitas bandingan (concurrent validity )v Adalah ketepatan dari suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat ini secara nyata.
·         Validitas isi ( content Validity )v Validitas isi diartikan sebagai ketepatan suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid menurut validitas isi akan bilamana materi tes tersebut betul-betul dapat mewakili secara menyeluruh (representative) dari bahan-bahan pelajaran yang diberikan.
·         Validitas konstruk (construct validity)v Validitas konstruk dapat diartikan sebagai ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan (konstruksi) itu tersebut keshahihan hasil evaluasi dipengaruhi oleh beberapa factor : 
1. Faktor Instrument evaluasiØ
2. Faktor adminitrasiØ & penskoran
3. Faktor berkaitan dengan respon siswa
B. Keterandalan (reliabilitas)
Keterandalan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan keajengan (konsistensi) hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi. Nurkencana & Sumartana menjelaskan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencari taraf realibilitas suatu tes. Keterladanan dalam evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi memberikan hasil yang tapat (Arikunto 1990;81).
C. Kepraktisan 
Kepraktiasan dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada kaitan dengan instrument evaluasi, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah hasil, menginterpretasi hasil maupun kemudahan-kemudahan dalam penyimpanannya.
Kepraktisan evaluasi dipertimbangkan lama pada saat memilih tes atau instrument evaluasi lain yang di evaluasikan oleh suatu lembaga. Kemudahan adminitrasi.v 
Kemudahan adminitrasi ini dapat dilakukan dengan memberikan petunjuk yang sederhana dan jelas serta pengaturan waktu evaluasi yang baik tidak menimbulkan kesulitan
 Waktu yang disediakan.Hendaknya diperhitungkan secara cermat agar peserta tidak mengalami kesulitan.
Kemudahan menskor.Memudahkan untuk menskor dan lembar jawaban dan lembar soal.Kemudahan interpretasi.Semakin mudah interpretasi dan aplikasi hasil evaluasi berarti semakin meningkat kepraktisan evaluasi.Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau sebanding.
D. Tehnik-Tehnik Evaluasi
Penentuan tehnik evaluasi yang bergantung pada jenis informasi yang diharapkan apakah mengenai hasil perubahan tingkah laku atai tentang operasi pelaksanaan system instruktisional itu sebabnya disarankan menggunakan suatu materi tehnk evaluasi.
1. Evaluasi asassment terhadap siswa 
2. Koesioner dan wawancara dengan siswa
3. Observasi terhadap pelaksanaan instruktisional
4. Umpan balik dan staf pengajar yang taj langsung terlibat dengan system instruktisional. Sebab tehnik tersebut memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan evaluasi formatif maupun sumatif.
1. Tehnik ulang 
Tehnik ulang adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencari reabilitas suatu tes dengan cara memberikan tes tersebut kepada sekolompok anak dalam dua kesempatan yang berlainan.
1.  Tehnik bentuk parallel
Pada tehnik bentuk paralel digunakan dua bentuk tes yang sejenis (tetapi tidak identik) baik yang mengenai isinya, proses mental yang diukur, tingkat kesukaran maupun jumlah item.
2.  Tehnik belah dua
Ada dua prosedur yang dapat dipergunakan untuk membelah dua suatu tes yaitu :
- Prosedur ganjil genap, artinya seluruh item yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok, dan seluruh item yang bernomor genap menjadi kelompok orang lain.
- Prosedur secara random misalnya dengan menggunakan ujian, atau denagan menggunakan table bilangan random.
E. Jenis-jenis evaluasi pembelajaran.
Bentuk evaluasi pembelajaran yang lazim dilakukan dalam kegiatan. 
a.   evaluasi formatif 
Adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu proses pembelajran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dan telah tercapai, dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran apa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
b.  Evaluasi sumatif
Adalah evaluasi tang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan dalam arti sejauh mana peserta didik dapat berpindah dari suatu unit ke unit lainnya menurut Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu yang memiliki beberapa atau semua untuk pelajaran yang diajarkan dalam satu semester.
c.   Diagnostik
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebuhan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan baik pada tahap awal selama proses maupun akhir pelajaran.
d. Pendekatan evaluasi pembelajaran
Untuk mengetahui seberapa tinggi prestasi belajar siswa maka seorang guru perlu memahami cara yang dapat dipergunakan untuk mengenfersikan atau merubah skor mentah menjadi skor standar. Ada beberapa cara pendekatan evaluasi pembelajaran :
• Dengan jalan membandingkan skor yang diperoleh seseorang dengan suatu standar yang absolute 
• Dengan jalan membandingkan skor seseorang dengan skor yang di peroleh orang lain dalam tes tersebut
1.    Penilain Acuan Patokan, Criterion Reference Test (CRT)
Dari penilaian acuan patokan yang juga disebutkan penilai dengan norma absolut atau norma actual merupakan norma penilaian yang ditetapkan secara absolut (mutlak) oleh guru atau pembuat tes berdasarkan atas jumlah soal serta presentase penguasaan yang dipersyarakan (Nurkencana &Sumartana,1986:78) tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok prilaku siswa yang khusus dengan didasarkan kepada kriteria atau standar khusus. Dengan kata lain tes kriteria digunakan untuk menyeleksi secara pasti status individual berkenan dengan domain perilaku yang ditetapkan atau dirumuskan dengan baik.
2.    Penilain Acuan Normatif (PAN), Norm reference test (NRT)
Norma relative yang disebut juga norma aktual, norma empiris atau dinamakan juga penilaian acuan norma ( PAN). Norma relative adalah suatu norma yang disusun secara relative berdasarkan distribusi yang skor dicapai oleh peserta tes. Pada pendekatan acuan norma standar performa yang digunakan bersifat relative artinya tingkat performan seseorang siswa yang ditetapkan berdasarkan pada posisi relative dalam kelompoknya tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif tes acuan norma dimaksud untuk mengetahui status peseta tes dalam hubungannya dengan performan dengan kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes . Penilain acuan norma dapat dipergunakan bilamana distribusi kecakapan atau kemampuan kelompok tes mengikuti hukum kurve normal. 

Evaluasi hasil belajar 
Fungsi dan tujuan evaluasi hasil belajar.
a.     Untuk diagnostic dan pengembangan.
Yang dimaksud dengan hasil dari kegiatan evaluasi diagnostic dan pengembangan adalah penggunaan hasi lbelajar sebagai dasar pendiagnoksiran kelemahan dan keunggulan siswa dan beserta sebab-sebabnya.
b.    Untuk seleksi 
Hasil dari kegiatan evaluasi harus belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk menunjukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.
c.     Untuk kenaikan kelas 
Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikan kelas yang lebih tinggi atau tidak.
d.    Untuk pemantapan 
Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan kompetinsi yang mereka miliki. Maka perlu difikirkan ketetapan pemantapan siswa pada kelompok yang sesuai. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar 
a. Persiapan
b. Penguasaan instrument evaluasi
c. Pengelolaan hasil penilaian
d. Pengelolaan hasil pengukuran
e. Evaluasi pembayaran.
f. Penyusunan rancangan
g. Penyusunan instrument
h. Pengumpulan data
i. Analisis data
j. Penyusunan laporan
Fungsi & Tujuan Evaluasi Pembelajaran

a.     Fungsi dan tujuan pembelajaran untuk pengembagan.
Dalam hal evaluasi pembelajaran berfungsi dan bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran maka evaluasi sedang menjalankan fungsi formatif.
b.    Untuk akreditasi. 
Orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan pada umumnya mengenal akreditasi sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah tehadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut. (Arikunto 1990;186) Akreditasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses dengan nama suatu program atau institusi di akui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang telah disetujui.

DAFTAR PUSTAKA
·         Prof, Dr Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi aksara 2001 Jakarta
·         Dr. Dimyati , Drs, Mudjiono, Belajar dan Pembelanjran, Rineka Cipta 2006 Jakarta
·         Arikunto, Sraihimi (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara



REBA MANGGARAI