Jumat, Mei 01, 2015

JIWA KE-MANGGARAI-AN UNTUK MELAWAN LUPA

JIWA KE-MANGGARAI-AN UNTUK MELAWAN LUPA

Bahwa seorang humanis selalu berjalan menghadap hamparan cakrawala luas tetapi tidak pernah melupakan jejak-jejak konstruksi langkahnya. Inilah pesan singkat Milan Kundera tentang humanisme. Humanisme adalah der kampf " der erinnerung gegen das vergessen" (perjuangan ingatan melawan lupa). Manusia diaspora yang terlepas dari tanah asalnya selalu terpanggil untuk menyetuh rahim asalnya itu. Sisi perjuangan tidak hanya sebatas melayangkan kenangan tetapi berpikir rahim asalnya. Lupa berarti jiwa ke-Manggarai-an itu terkubur seperti ari-ari yang tak memiliki tubuh dan jiwa. tetapi,semuanya terhempas karena nafsu yang mengindividual saat harus memimpin, kemandegkan dari sebuah pembaruan terkubur oleh piciknya seorang pemimpin yang mengakui " akulah pemimpin hebat saat ini" pemimpin yang menyelipkan jnji dengan kata-kata kiasan saat itulah dirinya yang membelenggu karakter kepemimpinannya. ke-manggarain-an harus mnjadi tolak ukur jika harus menjadi pengasuh akan wilayahnya n dimna semua keberanian yang ditunjukan untuk rahim asalnya janganlah tercoreng oleh nafsu untuk mnjadi yang "ternama"

REBA MANGGARAI

PUISI DENTING HATI



DENTING HATI

sering kuberkicau di tengah malam
tentang cinta
tentang kekaguman
pada bulan dilangit yg menerangiku
kupandang wajahnya dibalik jendela kalbu
kuisyaratkan denting hati yg kian berpacu
berlagukan tentang dirimu
meski aku tak tau,
entah bagaimana kau pahami isi hatiku.
untuk itu aku melagukan isi hatiku
lewat tanda petik yang merangkum hatiku.
"demi cinta" isyaratkan "rindu" yg menyebar menjadi satu
"ada cinta" didalam hatiku
yg "entah" mengapa singgah dengan terburu
"tiba-tiba cinta datang"
buatku dilanda "dilema"
aku "gelisah" memikirkanmu
Tentang hatimu yg tak mungkin ku terka
"andai ku tau" seberapa dalam cintamu
Akan ku abadikan pula cintaku di "tempat yg paling indah" dibilik hatiku
Hingga "inginku" mencintaimu
"sampai menutup mata"
Oleh: engel elvent
                                         Mahasiswa IKIP BUDI UTOMO MALANG
                            Jurusan bahasa dan sastra indonesia

 


REBA MANGGARAI

Kamis, April 30, 2015

Dzar Al Banna: SASTRA DAN TRADISI

Dzar Al Banna: SASTRA DAN TRADISI: PUISI TOROK     SEBUAH TRADISI MASYARAKAT MANGGARAI FLORES-NTT Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang telah hidup dan berk...

REBA MANGGARAI

pengaruh islam di india



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar belakang
Dunia Islam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M.
India adalah negeri yang memiliki wilayah yang luas dan terdiri atas banyak bangsa, bahasa, dan agama. kaum muslimin telah menaklukannya dan mendirikan kerajaan di ibukota Dhelhi, lalu kekuasaannya meluas. Namun, kemudian terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang terpecah belah dan saling berselisih.
Rangkaian ekspansi kaum muslimin ke India terpaut pada masa yang sangat jauh kebelakang. Tercatat bahwa ekspansi pertama yang dilakukan mereka kesana terjadi pada tahun ke-15 setelah Rasulullah wafat. Sejak itu, ekspansi bangasa Arab ke India terjadi secara berkelanjutan sampai abad ke-18 M dan ekspansi tersebut dilakukan dari barat laut. Sebagian diantara mereka ada yang menetap  di India dan menjadi para Raja yang sangat berjasa bagi kemajuan kebudayaan Islam.
Pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sofyan, tercatat pada tahun 44 H Al Mullahab bib Abu Sufroh melakukan serangan ke negeri Shin. penaklukan yang dilakukan Al Mullahab ini membentang sampai ke wilayah-wilayah yang terletak antara Qabul dan Almultan. Kemudian penaklukan di wilayah ini dilanjutkan oleh kaum muslimin sehingga penaklukan tersebut meliputi Qauqan, Kaikan, dan Daibal.
Ketika Al Walid bin Abdul Malik menjadi Khalifah (86-96 H), Al Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsakhofi telah menginstruksikan Muhammad bin Al Khosim agar memerangi India. Maka pada tahun 9 H Muhammad bergerak menuju India dan mengadakan pengepungan terhadap wilayah yang berbatasan dengan Daibal.
Islam diperkenalkan di anak benua India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian (agrikultural), urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban India diwarnai dengan system kasta, Hinduisme, brahmanik, dan keyakinan budha, dan diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan elite politik Hindhu lainnya. Penaklukan muslim melahirkan sebuah elit baru dan sebuah tingkat integrasi polotik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban muslim yang khas
1.2  Rumusan Masalah
a.       bagaimana sejarah perkembangan dan pengaruh  Islam di India?
1.3  Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah







BAB II
PENGARUH ISLAM
2.1 sejarah pekembangan islam di India
Menurut pakar sejarah, pengaruh Islam masuk ke negara India melalui dua jalan. Pertama melalui Pantai Barat India , sebagai pintu masuk Islam dari semenanjung Arab Selatan. Kedua melalui bahagian barat laut, iaitu Afganistan dan Turki.
Islam yang masuk ke India pada abad ke-7 disebarkan melalui beberapa saluran. Saluran pertama adalah melalui kegiatan perdagangan, kemudian mendirikan kerajaan dan sekaligus bersamaan dengan itu datang pula para penyebar Islam (da’i / muballigh) yang mendakwahkan agama Islam kepada masyarakat India.
Dengan penyebaran Islam seperti itu, maka masyarakat Islam India wakut itu dapat dibagi menjadi dua:
  1. Golongan keturunan asing yang datang ke India membawa agama Islam.
  2. Golongan penduduk asli yang tadinya memeluk suatu agama tertentu dan kemudian masuk Islam melalui berbagai cara dakwah secara bertahap dalam periode tertentu.
Sejak masa khalifah Abu Bakar Assidiq, Usman bin Affan, Umar bin khattab, Ali bin Abithalib sampai keturunan selanjutnya, maka pengaruh Islam semakin luas. Dengan mencapai kemenangan-kemenangan yang gilang gemilang, bangsa Arab di bawah panji Islam menaklukkan negeri-negeri Palestina, Syria )Syam), Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Irak, dan Iran (Persia), sehingga pada tahun 75 H kerajaan dari keturunan khalifah Omar telah terbatas di sebelah timur dengan India dan Tiongkok.
Islam menjadi semakin kuat di bahagian lembah sungai Indus dan telah berkembang ke belahan utara masuk ke dalam negara Afganistan sekarang. Pemerintahan Islam di kawasan itu terus subur sehingga akhirnya wujud kerajaan Ghaznawi sebuah kerajaan Islam yang menjadi pembuka negara India dan peruntuh kerajaan Hindu di India.Selepas itu muncul kerajaan Islam berturut-turut seperti kerajaan Ghor, kerajaan kesultanan Delhi, kerajaan Lodi dan akhir sekali kerajaan Moghul. Kerajaan-kerajaan ini adalah kerajaan Islam yang telah menjadikan bumi India Islam selama kira-kira 900 tahun.
Masa-masa keagongan itu telah membina kebudayaan Islam yang unggul di bumi India.
Salah seorang amir bernama Muhammad ibn Kasim, pada tahun 712 M/93 H diperintahkan oleh khalifah Walid II untuk menaklukkan SIndh, yaitu daerah Sungai Indus, bagian India yang paling jauh di sebelah Barat. Sebelum ke Sind (India) tentu Iran juga telah dikuasai, karena wilayah Iran merupakan perbatasan antara wilayah Islam dan India.
Penyerangan kedua, baru dimulai setelah 300 tahun kemudian. Di sebelah timur Iran timbul suatu kerajaan baru yaitu kerajaan Ghazni, terletak di Afganistan sekarang yang diperintah oleh seorang raja bernama Mahmud Ghazni, bangsa Turki. Diantara tahun 1000-1026 (390-417 H) ia memerangi daerah Punjab dan akhirnya ditaklukkan. Akan tetapi kerajaan Ghazni dibelakang hari direbut oleh Muhammad Ghori. Sultan inilah yang mengadakan serangan terhadap India semata-mata untuk merebut seluruh negeri itu. Waktu pemerintahannya dari tahun 1175-1203 (570-601 H) ia menduduki Punjab, Gujarat, Bihar dan Benggala, jadi dapat dikatakan seluruh Hindustan. Sungguh pun raja-raja Hindu mengadakan persekutuan yang kuat untuk melawan musuh baru itu, mereka dikalahkan juga dua kali di Tarain dekat Delhi, suatu tempat yang merupakan pintu gerbang ke lembah Ganges.
Sistem kasta di India, ternyata berpengaruh terhadap upaya masyarakatnya dalam mempertahankan negerinya. Mereka yang berada pada kasta bawah tidak merasa berkepentingan membela negerinya.
2.2 Pola Pengembangan
Selama 1000 tahun setelah masuknya Arab Islam ke India, pola dasar pembangunan muncul. Muslim akan datang ke Utara-barat India dan memperluas ke selatan dan timur. Akhirnya, lingkungan India akan memperlambat mereka, seperti peradaban Islam dan India akan meninggalkan tanda mereka pada satu sama lain. Kemudian kelompok lain umat Islam akan masuk dan ulangi proses. Pola ini berulang dalam tiga gelombang berturut-turut: orang-orang Arab pada abad kedelapan, masyarakat Turki berbagai dimulai sekitar 1000 CE, dan dinasti Mughal yang masuk India pada 1526. Siklus ini dapat terus terulang kecuali untuk intrusi dari Inggris yang akan hadir India dengan tantangan budaya baru.
2.2.1 Arab dan Rajput (711-c.1000 M)
Para Muslim Arab memasuki India pada 711, tahun yang sama rekan agama mereka di Barat memasuki Spanyol. Mereka menaklukkan daerah yang dikenal sebagai Sind di lembah Sungai Indus (modern Pakistan). Sulit untuk membayangkan dua agama dan peradaban begitu berbeda dalam pandangan mereka sebagai Islam dan Hindu. Sedangkan Islam melihat semua orang sebagai sama di hadapan Allah, sistem kasta yang kaku India disajikan sebuah struktur sosial yang sangat bertingkat disetujui oleh agama. Di sisi lain, sementara Hindu adalah sangat toleran terhadap banyak dewa, Islam adalah monotheis yang tegas. Untuk lebih baik atau lebih buruk, dua budaya bersama-ada, meskipun tidak selalu damai, karena orang Arab tiba sampai hari ini.
Ekspansi Arab dihentikan oleh berbagai pangeran feodal India dikenal sebagai Rajput yang sendiri mungkin telah turun dari menyerang Hun dua abad sebelumnya. Sementara secara teoritis setia kepada raja, mereka berfungsi sebagai penguasa hampir independen. Seperti perdagangan meningkat, begitu pula persaingan untuk mengontrol perdagangan itu. Sebagai hasilnya, Rajput sering menghabiskan waktu sebanyak berkelahi satu sama lain karena mereka tidak melawan penjajah asing. Perang mereka yang sangat ritual dan diatur oleh kode rumit perilaku, sangat mirip dengan kode ksatria dan Buhsido diatur pertempuran bangsawan elit di Eropa abad pertengahan dan Jepang. Permainan modern kita catur, yang berasal di India, mencerminkan cara ini upacara pertempuran perang. Sayangnya untuk Rajput, ini juga menghalangi mereka beradaptasi dengan perubahan peperangan dan menghambat kemajuan Muslim di seluruh India Utara.
Kekuasaan Arab cukup toleran terhadap agama Hindu. Mereka bahkan diawetkan kuil Hindu dewa matahari di Multan, yang juga mencegah serangan Hindu di kota yang dapat merusak tempat ini suci. Meskipun orang-orang Arab hanya menaklukkan bagian barat laut India, aturan toleran mereka memenangkan banyak mualaf masuk Islam dalam wilayah yang tetap Muslim sampai hari ini. Ini memberikan dasar yang kuat untuk ekspansi Muslim lebih lanjut ke India.
2.2.2 Turki penjajah dan Kesultanan Delhi (c.1000-1526)
Dengan 1000 M, Kekhalifahan Abbasiyah dan pegangan orang Arab 'di kerajaan mereka menurun karena ukuran besar kekaisaran, khalifah lemah, dan perpecahan antara Sunni dan Muslim Syiah. Seperti khalifah di Baghdad, orang-orang Arab di Afghanistan semakin bergantung pada pengawal budak diambil terutama dari suku-suku Turki tetangga. Akhirnya para prajurit Turki menegaskan kemerdekaan mereka dan mengambil alih dari orang Arab. Dari dasar ini di Afghanistan, mereka meluncurkan serangan ke India, sehingga melanjutkan ekspansi Muslim di benua itu.
Dibandingkan dengan orang Arab, Turki serangan ke India jauh lebih kejam dan merusak. Yang pertama dari perampok, Mahmud dari Ghazni, meraih gelar "pukulan Idol" untuk kerusakan yang dia lakukan untuk Kuil Hindu, sementara penguasa, Ala al-Din, juga kemudian disebut "Burner Dunia." Penggerebekan-penggerebekan dan invasi terutama menyakiti Buddhisme, sebagai raja di India Timur tidak lagi mampu atau bersedia untuk merendahkan biara-biara Budha. Ini menyebabkan banyak umat Buddha baik untuk masuk Islam atau melarikan diri ke Tibet dan Asia Tenggara. Akibatnya, Buddhisme hampir mati sebagai agama di India meskipun pengaruhnya di tempat lain terus menyebar.
Invasi Mongol pada abad kedua belas dan ketiga belas serius terganggu peradaban Muslim, terutama di Asia Tengah. Akibatnya, umat Islam meninggalkan mereka sendiri di India membangun sebuah kerajaan independen, Kesultanan Delhi (1206-c.1500). Juga, para sarjana Muslim yang melarikan diri dari serangan Mongol datang ke India. Ini, bersama dengan perdagangan laut yang terbawa aktif dengan Asia Tenggara, Afrika Timur, dan Timur Tengah menyebabkan berkembangnya budaya Muslim di India. Kesultanan Delhi menyaksikan perpaduan bertahap dari budaya Islam dan Hindu. Banyak umat Hindu belajar prosedur birokrasi Persia dan Muslim. Membantu proses ini adalah pengenalan kertas, yang membuat pencatatan lebih mudah, dengan demikian, meningkatkan kontrol Sultan atas wilayah kekuasaannya. Islam mendapat sejumlah bertobat dari kasta yang lebih rendah, terutama dari kasta seperti pelatih gajah, penenun, dan tukang daging yang bekerja untuk umat Islam dan melihat ini sebagai cara untuk meningkatkan stasiun mereka dalam kehidupan.
Muslim juga menyerap kebudayaan India, dengan perbedaan kasta mulai muncul di antara mereka, pria Muslim menikahi wanita Hindu, dan cabang mistik Islam, tasawuf, berkembang yang Hindu digunakan teknik seperti meditasi. Secara keseluruhan, perkembangan ini membuka jalan bagi gelombang berikutnya penjajah: Dinasti Mogul.
2.2.3 Dinasti Mughal (1526-c.1700)
didirikan oleh Babur Tiger, seorang keturunan pemimpin Afghanistan mengklaim dari kedua Jenghis Khan dan Timur yang Lame. Niat aslinya adalah penaklukan kembali kekaisaran Asia Tengah Timur itu. Namun, ketika Dinasti Safawi di Persia digagalkan rencana ini, ia berpaling ke arah India. Menggunakan kombinasi senjata api, artileri, dan kavaleri nomaden, dia mengalahkan tentara Sultan Delhi jauh lebih besar di Panipat tahun 1526 dan mengalahkan pasukan yang lebih besar dari Rajput tahun depan. Dengan kematiannya pada 1530, Babur telah membentuk dasar untuk lebih dari satu abad setengah ekspansi Mughal yang akan mencakup semua tapi ujung selatan India.
Yang terbesar dari para penguasa Mughal adalah Akbar yang Agung (1656-1605). Datang ke tahta pada usia tiga belas, ia segera membuktikan dirinya sebagai perusahaan dan penguasa lihai yang dengan cepat menghancurkan setiap pemberontakan di tanahnya mewarisi dan memperluas Mughal daya ke Deccan. Namun, itu bakat Akbar sebagai penguasa, bukan penakluk yang membuatnya mendapatkan gelar, "Agung." Alih-alih mencoba untuk memerintah Rajput keras kepala dengan kekerasan, dia bersekutu dengan mereka, menggunakan mereka sebagai petugas dan pejabat pemerintah untuk menjaga bangsawan nakal Muslim yang sejalan. Dia ditoleransi Hindu, menikah putri Hindu, dan melakukan diskusi ilmiah tentang agama setiap dan semua setiap Jumat. Dia bahkan mendirikan agama sendiri, Din Ilahi, iman yang monoteistik sederhana yang tidak akan bertahan kematian pendirinya.
Akbar memandang keluar untuk kesejahteraan rakyatnya 'dengan mengadakan survei tanah untuk memastikan pajak yang adil. Dia bahkan akan over-hakim memerintah sendiri Muslim, ulama, untuk mengamankan keadilan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Akbar juga merupakan pelindung seni, mendorong baik Hindu dan seniman Muslim, penyair, dan musisi.
Akbar mendirikan negara yang kuat dan stabil yang memungkinkan tiga penggantinya, Jahangir (1605-27), Shah Jahan (1628-1658), dan Aurangzeb (1658-1707), untuk terus memperluas wilayah Mughal. Selama ini, India mengalami lain berkembangnya seni dengan perpaduan gaya Persia dan Hindu. Dalam lukisan, seniman Mughal memadukan tradisi Persia lukisan berwarna-warni dengan gaya lebih longgar dan lebih alami seniman India. Arsitektur terutama mencerminkan pengaruh Muslim seperti terlihat dalam Taj Mahal, sebuah mausoleum bagi istri Shah Jahan dan masih dianggap sebagai salah satu bangunan di dunia yang paling indah. Dalam musik, sultan, larangan Aurangzeb pada musik disebabkan musisi Muslim untuk melarikan diri ke pedesaan di mana mereka dicampur gaya musik mereka dengan musik rakyat Hindu untuk menciptakan gaya musik masih dikenal sebagai musik Mughal.
·         Penurunan Mughal
Ia selama masa pemerintahan Aurangzeb yang dua biji utama penurunan Mughal ditaburkan. Salah satunya adalah lebih-ekstensi dari kerajaannya dalam penaklukan semua tapi ujung selatan India. Yang lainnya adalah penganiayaan nya Hindu, kebalikan dari kebijakan Mughal tradisional toleransi. Bersama-sama, dibesarkan ketidakpuasan di kalangan rakyat dan menguras sumber daya kekaisaran. Setelah kematian Aurangzeb pada tahun 1707, Kekaisaran Mughal mengalami kemunduran yang cepat, memungkinkan orang-orang baru dengan budaya baru, Inggris, untuk mengambil alih.
2.3 Kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di India

a.       Kerajaan Ghazna
Cikal bakal kerajaan ini adalah sebuah kerajaan kecil yang berdaulat penuh dengan ibu kotanya Ghazni. Pendirinya adalah seorang hambasahaya dari Kerajaan
Turki yang dapat memerdekakan dirinya. Dan namanya adalah Alpitigin. Kemudian ia digantikan oleh menantunya yang bernama Sabaktigin (Mahmud Sabaktigin bin Alp Takin dari Ghazna). Dibawah pemerintahannya Kerajaan Ghazna semakin luas berkembang sampai Afganistan. Kemudian dibawah penggantinya yaitu Mahmud Ghazna berhasil memasuki perbatasan India, negara tetangga yang kaya raya dan sangat diidam-idamkan para leluhurnya itu. Namun sepeninggal Mahmud Ghazna, pamor Kerajaan Ghazna menjadi pudar.
b.      Kerajaan Ghori
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1186. Pendirinya ialah Alaiddin Husen bin Husen. Rajanya yang terkenal ialah Muhammad Abul Mudzaffar bin Husein Al Ghari yang berhasil menaklukkan Delhi, Kanuj, And, Gujarat, Benares, Bihar, dan Benggala.
Sepeninggal Abul Muzaffar, yang menjadi raja adalah dari
dinasti hamba sahaya (mamluk) seperti Qutbuddin Aibak (1206-1211 M); Malik Syamsuddin Iltutmiah / At Tamasy (1211 - 1236 M); dan Bulban (1236 - 1287 M). Sepeninggal Bulban, Kerajaan Ghori runtuh. Peninggalan mereka adalah masjid “Jami” di Delhi dan menara “Khuttub Mini” yang menjulang tinggi.
c.       Kerajaan Khilji / Khiljia (1290 - 1320 M)
Kerajaan ini didirikan oleh Jalaluddin. Pada masa pemerintahannya kerajaan berada dalam keadaan aman. Akan tetapi raja akhirnya terbunuh oleh Alauddin, kemenakannya sendiri. Pada masa inilah orang-orang Mongol (di India disebut orang Moghul atau Mughal) mulai memasuki India dan berangsur-angsur menetap disana.
d.      Kerajaan Tuglaq / Kesultanan Delhi (1321 - 1388 M)
Kerajaan Khilji runtuh akibat serangan Syamsuddin Malik dari dinasti Tughlak. Kerajaan ini mencapai kejayaan pada masa Firus Syah Tughlak.
e.       Kerajaan Lodi (1451 - 1526 M)
Setelah dinasti Tughlaq runtuh pada tahun 1388 M, tidak diketahui siapa penerusnya. Namun pada tahun 1414 M muncul Khizir Khan yang mendirikan dinasti Sayyid. Tetapi dinasti Sayyid akhirnya dikalahkan oleh dinasti Lodi (1451-1526 M) dengan rajanya yang terkenal bernama Ibrahim Lodi. Dinasti Lodi ini berakhir karena dikalahkan oleh orang-orang Mughal.
f.       Kerajaan Mughal (1256 - 1258 M)
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482 - 1530), salah satu keturunan kelima dari Timur Lenk (penghancur Kota Delhi). Raja-raja Mughal yang memerintah di India sebanyak 26 orang. Namun raja-raja yang terkenal selain Babur adalah Humayun, Akbar, Jehangir, Syah Jehan, dan Aurangzeb. Setelah 6 raja tersebut, Kerajaan Mughal berangsur-angsur mengalami kemerosotan.
Masa pemerintahan Kerajaan Mughal merupakan puncak kekuasaan muslim di India. Seni, sastra, dan arsitektur berkembang; namun yang dapat dinikmati sekarang lebih banyak berupa karya arsitektur. Pada masa akbar dibangun Istana Fatepur Sikri di Sikri, villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal (makam istri Syah jehan yang bernama Arjumand Bano / Mumtaz Mahal) di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

2.4 Masa Keemasan Islam
Islam secara politik pernah berkuasa di Benua India . Selama era Islam di India, kondisi umat Islam dan kelompok-kelompok non-Muslim jauh lebih baik. Tidak bisa dipungkiri, bahwa selama era Islam masyarakat India mengalami peningkatan peradaban yang luar bisa. Pengaruh Islam terhadap Benua India (termasuk India sendiri ) sangat besar.
Islam berpengaruh besar pada perubahan keyakinan dan sistem kehidupan di India yang tadinya banyak dipengaruhi oleh Hindu (musyrik). Ajaran Islam datang dengan akidah tauhid yang mengajarkan hanya penyembahan kepada Allah yang Esa. Ajaran Islam juga mengajarkan persamaan manusia di hadapan Allah Swt. Tinggi rendahnya seseorang bukanlah karena keturunan atau rasnya (sebagaimana ajaran sekte dalam Hindu), namun karena ketakwaannya kepada Allah.
Kehadiran Islam berpengaruh terhadap seluruh tatanan kehidupan orang-orang Hindu yang musyrik dan jahiliah. Pada era Islam, terdapat kebangkitan berbagai aspek kehidupan, ekonomi, pendidikan, politik, dan lainnya. Kehadiran Islam di India juga telah mendorong meningkatnya perdagangan yang tadinya lokal menjadi lebih global. Lewat pedagang-pedagang Muslim, perdagangan India menyebar ke Timur Tengah, Mongolia, dan Indonesia di Asia Tenggara.
Seiring dengan berkembangnya perdagangan internasional, penyebaran dan peningkatan sains dan teknologi juga meningkat. Penemuan kincir angin ,yang pada masa itu termasuk teknologi canggih, terjadi pada era Islam. Penggunaan ubin keramik dalam berbagai kontruksi bangunan di India di pengaruhi oleh arsitektur di Irak, Iran, dan Asia Tengah. Barang pecah-belah (yang terbuat dari tanah) banyak diadopsi dari Cina yang dibawa oleh penguasa Mughal. Pada masa pemerintahannya, Sultan Abidin (1420-1470) mengirim pekerja-pekerja yang ahli ke Samarqand untuk mempelajari penjilidan dan penggunaan kertas.
Pada era Islam jugalah berkembang kota-kota industri yang terkenal hingga saat ini. Khurja dan Siwan terkenal dengan industri tembikarnya, Morabadad dengan benda-benda yang terbuat dari kuningan, Mirzapur dengan karpetnya, Firozabad dengan benda-benda gelas, Farrukhabad dengan industri percetakannya, Sahranpru dengan ukiran kayunya, Srinagar dengan ‘papier mache’ (hasil industri yang terbuat dari bubur kertas), dan lain-lain.
Dari segi bahasa, pengaruh bahasa Arab (sebagai bahasa Islam) memunculkan bahasa Urdu. Bahasa ini mempunyai nahu Prakrit dengan perbendaharaan kata Parsi, Arab, dan Turki. Ia ditulis dengan skrip Arab tetapi diubah untuk mewakili bunyi bukan Arab. Contoh-contoh perbendaharaan kata Urdu: wajib, munsyi, dll.
Pengaruh Islam juga tampak dari teknologi bangunan yang mengalami perkembangan yang pesat pada zaman Mughul. Ini tampak, misalnya, pada Gedung Kabuli Bagh di Panipat, Masjid Jami’ di Sambal dan sebuah masjid di Agra. Shah Jahan merupakan ahli bangunan yang terkenal. Salah satu karyanya adalah bangunan Taj Mahal yang banyak dipengaruhi konsep dan gaya Islam. Taj Mahal pun menjadi bangunan yang dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia.
Namun demikian, masa kegemilangan tersebut berubah menjadi penderitaan saat era Islam berakhir dan penjajah Barat masuk ke India. Diawali dengan masuknya The British East Company (1600- 1858), Inggris mulai melakukan penjajahan di India. Inggris kemudian membentuk pemerintahan kolonialnya di India (1858-1947). Seruan jihad pun dilakukan oleh kaum Muslim di India untuk mengusir Inggris.
2.4 Pengaruh Islam di India
Pengaruh Islam di India, terdiri dari berbagai bidang. Berikut uraian dari sebagian pengaruh-pengaruh tersebut.
Dalam kepemimpinannya, Muhammad ibn Qasim telah meletakkan dasar-dasar bermasyarakat yang baik dan harmonis. Dalam kebijakan pertahanan ia melarang tentara arab untuk memiliki tanah di daerah perang dengan pertimbangan : mutu tentara turun, hasil prosuksi pertanian tidak baik karena orang arab kurang mahir dalam bidang pertanian, negara dirugikan 80%, rakyat pribumi kehilangan pekerjaan sehingga akan mudah terjadi pemberontakan. Dia juga membagikan pemerataan kekuasaannya kepada non-muslim. Walaupun kelas sosial sind sebagai kelas dzimmi, ibn Qasim memberikan perlakuan sama terhadap mereka dengan tidak membedakan antara arab dan non-arab.
Selain itu ibn Qasim juga menjadi sebab semakin banyaknya orang arab yang menetap di India untuk melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat perdagangan yang terkenal antara lain, daibul, pantai malabar, pantai karamandel termasuk ceylon, madura, saptagram, chittagong, samandar, dan akyab (sekarang di birma).
Kuil-kuil yang pernah hancur dan rusak dibangun kembali dengan biaya pemerintah, renovasi ini atas pertimbangan kedisiplinan penduduk dalam membayar pajak kepada negara, menjadi kewajiban negara untuk melindungi penduduk sind.
Di samping itu, ia juga menerapkan keadilan diseluruh tingkat masyarakat, masyarakat bisa bertemu langsung dengan ibn Qasim tanpa ada perantara. dalam bidang militer, penyeleksian masuk dinas militer sebelumnya didasarkan pada kasta-kasta, pola ini tidak diberlakukan lagi oleh ibn Qasim, siapa saja yang mampu diperkenankan untuk masuk dinas militer.
Pengaruh Islam lainnya yang cukup besar adalah mulai dilarangnnya sati daho sampai akhirnya dilarang secara resmi, dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak buku India yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab pada abad 8 M. Pada saat itu banyak ilmuan arab dikirim ke India untuk mempelajari ilmu-ilmu yang ada di India. Seperti ahli astronomi arab, abu manshar, belajar di beneras, pusat kebudayaan hindu. Selama sepuluh tahun abu yazid al-bustami pernah tinggal di sind dan berguru kepada penduduk pribumi dan masih banyak lagi yang lain.
Al-Biruni mencatat pula tentang sistem keadilan hindu pada zaman dulu sangat longgar. Para Brahmana tidak dihukum atas kesalahannya. Ia juga menjelaskan tentang administrasi pemerintahan dimana pajak sangat rendah. Hasil bumi dicatat sebagai pajak bagi pemerintah. Disamping itu sistem kasta juga menjadi jurang pemisah antara suku, kasta, dan warna kulit. Yang pada akhirnya semua itu dapat diselesaikan dengan masuknya invasi Islam ke India.
Bangunan-bangunan yang didirikan-pun bercorak campuran antara gaya Syiria, Bizantium, Mesir dan Iran dengan detilnya hindu, jaina atau budha. Kontak antara Islam dan hindu menghasilkan evolusi gaya yang kadang-kadang disebut indo-muslim.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Sesungguhnya dalam abad pertama hijriah agama Islam sudah masuk ke tanah India pada tahun 637 M yaitu pada masa pemeritahan khalifah Umar bin Khatab, armada Islam yang pertama telah bertolak dari Oman dan Bahrain, menuju pantai barat tanah India. Dalam tahun 664 M raja dari Kabul telah mengakui ketundukannya kepada kerajaan Islam. Pada tahun 712 M/93 H khalifah Walid bin Abdul Malik (Dinasti Umayyah) telah mengirim Emir Muhammad ibn Qasim untuk menaklukkan tanah India.
Sejarah masuknya Islam di India dapat di bagi menjadi empat periode, yaitu awal masuknya Islam sejak zamannya nabi SAW sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa kesultanan Delhi 1206-1526M, dan Islam pada masa dinasti Mughol 1526-1857 M dan penjajahan serta pergolakan Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya Bangladesh.
Masuknya agama Islam di India tidaklah serta merta begitu saja, akan tetapi penuh dengan perjuangan. Agama Islam dapat dengan segera mengembangkan sayapnya sampai ke tanah India, disebabkan antara lain karena antara orang Arab dan orang Hindu berabad-abad sebelum agama Islam itu lahir, sudah ada juga hubungan yang baik antara kedua bangsa itu, terutama dalam lapangan perdagangan.

Daftar pustaka
·         khalifahalhidayah.blogspot.com/2012/04/sejarah-kedatangan-islam-di-india.html pengaruh pemerintahan islam di india
·         farid1924.wordpress.com/2008/12/13/pengaruh-islam-di-benua-india/ pengaruh islam di india
·         rezkidesmita.blogspot.com/2012/03/masuk-dan-berkembangnya-agama-islam-di.html pengaruh islam di india






 

REBA MANGGARAI

PUISI-IBU-TINTA UNTUK IBUKU





TINTA UNTUK IBU
---engelelvent---
 ibu cintamu adalh abadi
mengarus tanpa bertepi
penjelajah cinta yang abadi
memiliki titah yang memotivasi.

cintamu bukan sepenggal ibu
muara kehidupan kami adalah dirimu
dirimu simbol surga yang terlihat
senjata cinta bagi keluargamu
wajah teduhmu adalah inspirasiku ibu

ibu sudahkah kakimu berhenti.
ibu seberapa letihkah dirimu dalm keseharianmu?
ibu sejuta pertanyaan kami,  kamulah penimangnya
ibu kapankah aku membalas cintamu, walalupun kamu tak pernah meminta.



REBA MANGGARAI

Selasa, April 21, 2015

administrasi pendidikan-engel elvent


MAKALAH
ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Nama: Engelbertus Elvent
                              Kelas : B. Bahasa indonesia

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. Padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah  hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu kebenaran  data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek  hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan  baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pentingnya administrasi pendidikan?
2.      Bagaimana gambaran umum administrasi pendidikan?
1.3 Tujuan administrasi pendidikan.
1.      Umum.
Untuk mengefisiensi dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai kepuasan dan hasil dalam tata pelaksanaan
2.      Khusus.
Memberikan skill dan ketrampilan khusus pada siswa yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk menempuh kehidupan di masyarakat secara luas sehingga dapat mandiri serta dapat menyumbangkan ilmu yang dimiliki untuk proses pengembangan di negara Indonesia


BAB II
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN

2.1 pengertian secara etimologis.
Berdasarkan etimologi “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “ad” artinya intensif dan “ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan “administrare” terbentuk kata benda “administrario” dan kata “administrauus” yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata “administratie” yang berasal dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata, yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
2.2 Pengertian Berdasarkan Landasan Teori.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 mengungkapkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian administrasi telah ditegaskan oleh Fayol dengan mempergunakan kata administrationuntuk istilah management.Dikemukakan olehnya bahwa kegiatan administrasion adalah peramalan, perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi dan pengawasan, sedangkan Sutisna (1989:19) mengartikan bahwa: “administrasi adalah keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapain maksud-maksud organisasi secara efisien.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat digabungkan menjadi satu kesatuan yang utuh menjadi kajian ilmu yaitu administrasi pendidikan. Dengan demikian pendidikan adalah suatu proses pengembangan manusia hingga manusia itu tumbuh optimal sebagai manusia yang beradab tinggi. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peran penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan mutu kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, 4 seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik. Pendidikan juga merupakan landasan untuk membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber-daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang, serta menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan peradaban masyarakat yang tinggi. Pendidikan tidak hanya berperan secara nasional tetapi juga dalam globalisasi dunia. Tilaar (1998:13) memandang pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dari sudut normatifkarena pendidikan pada hakekatnya memang suatu peristiwa dan aktivitas yang berpegang pada ukuran, norma atau nilai yang disepakati dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Seperti agama, falsafah hidup, kesusilaan, semuanya adalah sumber-sumber dalam pendidikan. Dari sudut proses teknik, yang terutama dilihat adalah peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian atau fenomena. Suatu rangkaian peristiwa yang komplek berarti suatu rangkaian kegiatan manusiawi, komunikasi antar manusia, rangkaian kegiatan pengaruh mempengaruhi. Suatu rangkaian perubahan pertumbuhan dan pengembangan.” Dari paparan di atas jelaslah bagi kita bahwa pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan akan menambah wawasan dan pengetahuan dan pendidikan juga dapat meningkatkan tarap hidup. Penyelenggaraan pendidikan ternyata melibatkan banyak pihak atau dengan kata lain dia tidak berdiri sendiri. Setiap kali kita berbicara pendidikan paling tidak di dalamnya ada siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan seterusnya yang kesemuanya itu harus dikoordinasikan sedemikian rupa, agar tujuan pendidikan itu dapat dicapai. Seperti yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Agar pembahasan dalam tulisan ini menjadi lebih lengkap maka akan dikemukakan pendapat para pakar administrasi pendidikan antara lain :
1.  Sutisna (1983:17) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan dapat kiranya dilukiskan sebagai “suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatankegiatan yang saling tergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama- pendidikan anak-anak”. Dalam hal ini administrasi dilukiskan memiliki arti yang lebih luas dari yang biasa orang berikan tentang pekerjaan sehari-hari “pekerjaan klerk”. Administrasi yang dimaksud menyangkut peranan fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan, yang semuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi. Sutisna (1989:35) Administrasi pendidikantelah kami lukiskan sebagai proses yang membuat sumber-sumber manusia dan materiil tersedia dan efektif bagi pencapaian tujuan pendidikan. Sutisna (1993:20) mendefinisikan administrasi pendidikan sebagai "keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materiil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien. Ini dijalankan melalui upaya bersama dari orang-orang".
2.  Nawawi (2003:11) mengartikan administrasi pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan, yang selanjutnya dikemukakan bahwa: Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau seluruh proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
3.  Depdikbud, (1987:6) mengatakan; "Administrasi pendidikansebagai suatu teori berfungsi  menjelaskan gejala-gejala atau kejadian dalam kerjasama pendidikan, dan memberikan tuntutan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksikejadian-kejadian yang mungkin terjadi". Prediksi ini harus dapat diverifikasi dengan fakta-fakta secaraempiris. Sebagai suatu proses atau kegiatan, administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai keseluruhan kegiatan menyediakan dan memberdayakan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan mengidentifikasikan tiga unsur utama dalam administrasi pendidikan. Merujuk kepada pendapat para ahli tentang definisi Administrasi Pendidikan di atas, dapat kita pahami bahwa administrasi pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas individu dan kelompok yang pada dasarnya semua berkenaan dengan penataan dan pengelolaan sumber-daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga administrasi pendidikan adalah kegiatan orang banyak yang menuju kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan itu dimulai. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan,(tidak dilakukan sendiri/terpisah) melainkan dilakukan dalam satu kesatuan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling mepengaruhi Kegiatan tersebut bahkan dapat dikatakan sebagai kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,pengkordinasian, pengawasan, pembiayaan dengan menggunakan atan memanfaatkan fasilitas yang tersedia baik personil, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Artinya administrasi pendidikan sebagai suatu sistem yang terkait dengan suatu institusi pendidikan yang di dalamnya ada serangkaian kegiatan atau proses dan kerjasama sejumlah orang mengkordinasikan kegiatan yang saling bergantung untuk mencapai tujuan secara optimal. Dalam arti luas administasi pendidikan mencakup semua kegiatan yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan seperti penentuan kebijakan (policy), menyusun peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing pelaksanaan, mengatur penempatan dan penggunaan personil, mengadakan, mengatur material dan keuangan dan sebagainya. Secara komprehensif, Engkoswara (1999:26) menggambarkan pola dasar administrasi pendidikan itu seperti disajikan pada gambar 1.
Gambar 1: Matriks pola Dasar Administasi Pendidikan
Sumber: Engkoswara, (1999:26)
Engkoswara (2002:91-92), visi suatu lembaga pendidikan pada dasarnya adalah menghasilkan lulusan yang mampu hidup layak di masa depannya (PP = Pendidikan yang produktif), senada dengan itu Nawawi (1997:11) berpendapat bahwa tujuan kegiatan administrasi pendidikan pada  dasarnya adalah mengusahakan terwujudnya efisiensi dan efektifitas yang tinggi dalam menyelanggarakan tugas-tugas operasional kependidikan yang bersifat teknis edukatif dalam mencapai tujuan pendidikan di lingkungan tertentu. Guna mewujudkan visi dan misi itudiperlukan budaya administrasi pendidikan terpadu yaitu keutuhan antara Perencanaan (Pr), Pelaksanaan (Pl) dan Pengawasan (Pw) sumberdaya yaitu sumber-daya manusia (SDM), sumber belajar (SB), informasi dan komunikasi (SIK) dan sumber fasilitas dan dana (SFD) pendidikan sebagai faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Semua fungsi dan garapan manajemen pendidikan ini merupakan media (teknologi pendidikan) atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara produktif (TPP) baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk kelembagaan. Hal ini berarti kriteria keberhasilan suatu manajemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan.(Engkoswara, 1999:27). Nawawi (1988:13-14) mengemukakan bahwa secara umum administrasi berlaku pula dalam Administrasi Pendidikan. Ruang lingkup tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 

Gambar 2 Bidang Kegiatan Administrasi
Sumber: Nawawi (1989:14)
Keterangan:  Manajemen Administratif   Manajemen Operasional
1. Perencanaan            A. Tata Usaha
2. Organisasi               B. Perbekalan
3. Bimbingan               C. Kepegawaian
4. Koordinasi              D. Keuangan
5. Kontrol                    E. Hubungan Masyarakat
6. Komunikasi
Antara kedua bidang kegiatan manajemen di atas terdapat hubungan yang erat berupa pengendalian dan pengaturan setiap kegiatan operatif dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan administratif yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, bimbingan, koordinasi, kontrol dan komunikasi. Dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan, terjadi hubungan fungsional antara sumberdaya pendidikan lain dengan sumber-daya manusia selaku penggeraknya. Sebagai suatu proses, penyelenggaraan kegiatanpendidikan memerlukan penanganan yang terencana dan sistematis sehingga berbagai sumber-daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Thomas J.Allan (1972:179) ada tiga pendekatan untuk mengukur keberhasilan konstitusi pendidikan yang produktif yaitu:”(1) The Administrator’s production functionmenfokuskan fungsi Administrasi untuk menjadikan pendidikan mampu merespons berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat pendidikan. Dalam hal ini, yang menjadi keluarannya adalah layanan. Semakin banyak satuan layanan yang dapat diberikan kepada mahasiswa, karyawan atau masyarakat semakin produktif lembaga tersebut. (2) The psychologist’s production function,ini mengangkat persoalan yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar, efektivitas belajar diukur melalui sejauh mana perubahan perilaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka. (3) The economist’s production function,fungsi ini menitikberatkan kepada efektivitas investasi ”in human capital”melalui pendidikan, dana yang diinvestasikan kepada pendidikan harus menghasilkan keuntungan yang diinginkan”.
2.3 Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan meliputi
  1. Administrasi Kesiswaan.
  2. Administrasi Pengajaran
  3. Administrasi Personil 
  4. Administrasi Persuratan dan Kearsipan
  5. Administrasi Keuangan
  6. Administrasi Perlengkapan
  7. Administrasi Hubungan Masyarakat
  8. Administrasi Perpustakaan
v  Secara terperinci bidang garapan administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1)      Administrasi tata laksana sekolah, meliputi: 
·         Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
·         Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah ,Masalah kepegawaian , Masalah perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan 
·         Korespondensi / surat – menyurat 
·         Laporan – laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan) 
·         Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai 
·         Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya 
2)      Administrasi personel guru dan pegawai sekolah, meliputi : 
·         Pengangkatan dan penemptan tenaga guru 
·         Organisasi personel guru 
·         Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru 
·         Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru 
·         Konduite dan penilaian kemajuan guru 
·         Inserfivice training dan up-grading guru 
3)      Administrasi Murid, meliputi: 
·         Organisasi dan perkumpulan murid
·         Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
·         Penilaian dan pengukuran kemajuan murid 
·         Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
4)      Supervisi pengajaran, meliputi:
·         Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai 
·         Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru 
·         Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai 
·         Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan 
·         Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru 
Ø  Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi: 
§  Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan 
§  Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum 
§  Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan 
Ø  Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi: 
§  Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan 
§  Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian sekolah 
§  Menentukan jumlah ruang dan luasnya 
§  Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah 
§  Alat-alat perlengkapan 
§  Kondisi masyarakat sekitar sekolah













BAB III
PEMBAHASAN
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.

Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
3.1 Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain:
1.      Prinsip Efisiens
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
2.      Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
3.      Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
4.      Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
5.      Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1.      Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
2.      Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara optimal.
3.      Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4.      Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling berhubungan.
5.      Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai landasan operasional.
3.2 Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh sekolah dan lingkungan luar sekolah.
3. Pandangan ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam sistem ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.
3.3 Tujuan Adminitrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
·         Efektifitas produksi,
·         Efisiensi,
·         Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
·         Kepuasan kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.
3.4 Manfaat dari Administrasi Pendidikan.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa pendidikan akan berjalan dengan sendirinya, sehingga sering mengabaikan pentingnya administrasi di dalam menyelenggarakan pendidikan atauistilah yang lebih dikenal adalah administrasi pendidikan. Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian awal dari tulisan ini bahwa pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sebab di dalamnya melibatkan banyak komponen dan semua komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehinggaharus dikelola/diatur dengan tertib supaya dapat berjalan dengan baik. Sebagai salah satu contoh ketika akan memasuki tahun ajaran baru maka sekolah akan membuat suatu rencana yang berkaitan dengan penerimaan siswa baru. Misalnya dengan membentuk panitia penerimaan siswa baru, tanggal dan batas waktu perimaan siswa baru, jumlah siswa yang akan diterima, apakah diterima dengan melakukan test tertulis atau cukup dengan menetapkan angka raport/hasil UAN, (untuk sekolah negeri) dan kalau sekolah swasta biasanya persiapan yang dilakukan lebih komprehensif lagi mengingat sumber utama kelangsungan hidup dari sekolah-sekolah swasta bersumber dari SPP siswa/mahasiswa  dan banyaknya jumlah siswa akan menentukan pula kelancaran operasional sekolah-sekolah swastaoleh sebab itu selain memperhatikan faktor-faktor umum yang dilakukan di sekolah negeri pada saat penerimaan siswa baru maka di sekolah swasta akan diperhatikan pula tentang besarnya SPP yang akan dibebankan kepada siswa, promosi yang akan dilakukan apakah cukup melalui selebaran saja atau dengan melibatkan media seperti radio, majalah atau surat kabar atau bahkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang dianggap berpotensi (misalnya SMA X melakukan kunjungan dan promosi serta tawaran kepadaSMP Y yang akan melanjutkan ke SMA X). Selain itu sekolah swasta akan berusaha mengambangkan nilai tambah yang biasa dijadikan sebagai “keunggulan” yang tidak atau belum dimiliki oleh sekolah lain. Kelihatannya sederhana, tapi kenyataanya tidaklah terlalu mudah padahal persoalan yang kita bicarakan hanya salah satu komponen yaitu penerimaan siswa baru. Kita bisa membayangkan kalau penerimaan siswa baru tidak direncanakan dengan baik sangat mungkin jumlah siswa yang diterima tidak sesuai dengan jumlah/kapasitas yang dimiliki. Dalam hal ini jelas bahwa administrasi pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan bahkan setiap proses di dalam pendidikan sadar atau tidak didalamnya akan selalu melibatkan unsur- unsur administrasi. Sebagai sekolah-sekolah favorit yang menjadi persoalan mereka bukan karena jumlah siswa yang mendaftar kurang tapi malah sebaliknya jumlah siswa/mahasiswa “membludak”. Antisipasi tentu perlu dilakukan dengan mengacu kepada data yang lengkap tentang fasilitas ruangan yang dimilik, jumlah guru, jumlah tenaga administrasi, laboratorium, lapangan olah raga dan banyak komponen lainnya yang harus dipertimbangkan dan kesemuanyaini tidak lepas dari administrasi pendidikan.
3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Berbicara kendala di dalam penyelenggaraan pendidikan haruslah dilakukan klasifikasi. Persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan pendidikan di tingkat sekolah dasar akan berbeda dengan persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan pendidikan padasekolah menengah. Demikian juga halnya persoalan penyelenggaraan pendidikan di desa akan berbeda dengan masalah penyelenggaraan pendidikan di kota. Namun dalam tulisan ini kendala akan dibatasi pada tenaga pendidik dan keterbatasan dana yang dimiliki. Pendidikan dalam era modern ditandai oleh adanya masyarakat yang telah berdiferensiasi sehingga tugas-tugas masyarakat sudah ditata dengan berbagai urutan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga sosial. Penataan ini belum berjalan dengan baik sebab kenyataan yang ada “penempatan orang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki” Bukankah kita banyak menemukan guru yang tidak berlatar pendidikan dari guru.  Padahal di dalam mendidik tidak hanya melulu urusan mengajar saja tapi di dalamnya juga ada administrasi/manejemen kelas, manajemen peserta didik, administrasi sekolah. Kenyataan menimbulkan banyak kekeliruan/kesalahan pada saat guru tersebut menyusun administrasi kelas. Kesalahan ini tentu akan memberi dampakpula di dalam melengkapi data yang dibutuhkan oleh sekolah. Dipandang dari dimensi pembelajaran peranan pendidik (guru, dosen, pamong, pelajar, instruktur, tutor, widyaiswara) di Inodonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan ada dimensi-dimensi proses pendidikan yang diperankan oleh pendidik dan tidak dapat digantikan oleh teknologi. Pengaruh globalisasi juga turut mempengaruhi, saat ini pendidikan dianggap sebagai tulang punggung yang akanmenopang berdiri tegaknya suatu negara namun peran pemerintah terhadappendidikan nasional semakin berkurang. Pada satu sisi pemerintah berharap agar masyarakat bisa berkontribusi secara optimal namun di lain sisi ada hal yang terlupakan bahwa lebih kurang tiga puluh tahun sitem pendidikan di Indonesia dilakukan secara “terpusat” sehingga masyarakat tinggal menunggu instruksi. Persoalan lain yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah terbatasnya sumber dana yang dimliki dan alokasi dana untuk pendidikan sangat rendah apabiladibandingkan dengan negara-negara tetangga.
3.6 Upaya-Upaya yang Sudah dan yang akan Dilakukan Oleh Pemerintah
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan memberlakukan otonomi memberikan kesempatan kuliah bahkan beasiswa kepada para guru yang belum mempunyai akta mengajar. Kesempatan ini diharapkan akan direspon oleh para guru agar mereka tidak hanya “mengajar: atau transfer knowledge tapi juga termpil melakukan tugas-tugas lainnya sebagi guru termasuk di dalamnya menyusun administrasi/manajemen kelas. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pengaturan metode, strategi dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Administrasi/manajemen kelas meliputi : kondisi emosional dan kondisi fisik siswa. Kondisi emosional seperti, tingkah laku, kedisiplinan, minat/perhatian, gairah belajar dan dinamika kelompok.  Kondisi fisik seperti, ventilasi, pencahayaan, kenyamaan, letak duduk dan penempatan siswa, Selain itu pemerintah juga melakukan sertifikasi bagi para guru yang tujuannya agar para guru bisa terus mengembangkan diri dan kemampunnya sebagai pendidik.



















BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
 Dalam setiap kegiatan pendidikan maka didalamnya akan terdapat administrasi. Administrasi pendidikan menjadi sangat penting diperhatikan di dalam menyelenggarakan pendidikan, sebab semua komponen yang ada di dalam pendikan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan administrasi pendidikan akan memandu, mengkoordinasi setiap bagiansehingga menjadi suatu kesatuan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan mengerti tentang pentingnya administrasi pendidikan dan dapat mengaplikasikannya di dalam tugas dan pekerjaan.
4.2 Saran
1.      Penempatan guru harus didukung oleh pendidikan yang berlatar belakang pendidikan guru
2.      Setiap program yang dikeluarkan oleh pemerintah (sertifikasi guru) harus dilakukan secara berkesinambungan.
3.      Anggaran untuk pendidikan saharus ditingkatkan dari tahun ke tahun secara bertahap














DAFTAR PUSTAKA
·         Engkoswara. (1987). Dasar-dasarAdministrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen diikti, Depdikbud.
·         Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga
·         Engkoswara (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah.  Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
·         Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·         Nawawi, Hadari. (1989). Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung
·         Nawawi, Hadari (2003).  Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 tahun 1998. (1998). Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi.
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999. (1999). Pendidikan Tinggi. Sagala, Syaiful. (2001). Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. Padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah  hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu kebenaran  data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek  hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat diperlukan  baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pentingnya administrasi pendidikan?
2.      Bagaimana gambaran umum administrasi pendidikan?
1.3 Tujuan administrasi pendidikan.
1.      Umum.
Untuk mengefisiensi dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai kepuasan dan hasil dalam tata pelaksanaan
2.      Khusus.
Memberikan skill dan ketrampilan khusus pada siswa yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk menempuh kehidupan di masyarakat secara luas sehingga dapat mandiri serta dapat menyumbangkan ilmu yang dimiliki untuk proses pengembangan di negara Indonesia









BAB II
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN

2.1 pengertian secara etimologis.
Berdasarkan etimologi “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “ad” artinya intensif dan “ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan “administrare” terbentuk kata benda “administrario” dan kata “administrauus” yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata “administratie” yang berasal dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata, yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
2.2 Pengertian Berdasarkan Landasan Teori.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 mengungkapkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian administrasi telah ditegaskan oleh Fayol dengan mempergunakan kata administrationuntuk istilah management.Dikemukakan olehnya bahwa kegiatan administrasion adalah peramalan, perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi dan pengawasan, sedangkan Sutisna (1989:19) mengartikan bahwa: “administrasi adalah keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapain maksud-maksud organisasi secara efisien.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat digabungkan menjadi satu kesatuan yang utuh menjadi kajian ilmu yaitu administrasi pendidikan. Dengan demikian pendidikan adalah suatu proses pengembangan manusia hingga manusia itu tumbuh optimal sebagai manusia yang beradab tinggi. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peran penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan mutu kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, 4 seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik. Pendidikan juga merupakan landasan untuk membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber-daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang, serta menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan peradaban masyarakat yang tinggi. Pendidikan tidak hanya berperan secara nasional tetapi juga dalam globalisasi dunia. Tilaar (1998:13) memandang pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dari sudut normatifkarena pendidikan pada hakekatnya memang suatu peristiwa dan aktivitas yang berpegang pada ukuran, norma atau nilai yang disepakati dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Seperti agama, falsafah hidup, kesusilaan, semuanya adalah sumber-sumber dalam pendidikan. Dari sudut proses teknik, yang terutama dilihat adalah peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian atau fenomena. Suatu rangkaian peristiwa yang komplek berarti suatu rangkaian kegiatan manusiawi, komunikasi antar manusia, rangkaian kegiatan pengaruh mempengaruhi. Suatu rangkaian perubahan pertumbuhan dan pengembangan.” Dari paparan di atas jelaslah bagi kita bahwa pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan akan menambah wawasan dan pengetahuan dan pendidikan juga dapat meningkatkan tarap hidup. Penyelenggaraan pendidikan ternyata melibatkan banyak pihak atau dengan kata lain dia tidak berdiri sendiri. Setiap kali kita berbicara pendidikan paling tidak di dalamnya ada siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan seterusnya yang kesemuanya itu harus dikoordinasikan sedemikian rupa, agar tujuan pendidikan itu dapat dicapai. Seperti yang tertuang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Agar pembahasan dalam tulisan ini menjadi lebih lengkap maka akan dikemukakan pendapat para pakar administrasi pendidikan antara lain :
1.  Sutisna (1983:17) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan dapat kiranya dilukiskan sebagai “suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatankegiatan yang saling tergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama- pendidikan anak-anak”. Dalam hal ini administrasi dilukiskan memiliki arti yang lebih luas dari yang biasa orang berikan tentang pekerjaan sehari-hari “pekerjaan klerk”. Administrasi yang dimaksud menyangkut peranan fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan, yang semuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi. Sutisna (1989:35) Administrasi pendidikantelah kami lukiskan sebagai proses yang membuat sumber-sumber manusia dan materiil tersedia dan efektif bagi pencapaian tujuan pendidikan. Sutisna (1993:20) mendefinisikan administrasi pendidikan sebagai "keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materiil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien. Ini dijalankan melalui upaya bersama dari orang-orang".
2.  Nawawi (2003:11) mengartikan administrasi pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan, yang selanjutnya dikemukakan bahwa: Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau seluruh proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
3.  Depdikbud, (1987:6) mengatakan; "Administrasi pendidikansebagai suatu teori berfungsi  menjelaskan gejala-gejala atau kejadian dalam kerjasama pendidikan, dan memberikan tuntutan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksikejadian-kejadian yang mungkin terjadi". Prediksi ini harus dapat diverifikasi dengan fakta-fakta secaraempiris. Sebagai suatu proses atau kegiatan, administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai keseluruhan kegiatan menyediakan dan memberdayakan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan mengidentifikasikan tiga unsur utama dalam administrasi pendidikan. Merujuk kepada pendapat para ahli tentang definisi Administrasi Pendidikan di atas, dapat kita pahami bahwa administrasi pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas individu dan kelompok yang pada dasarnya semua berkenaan dengan penataan dan pengelolaan sumber-daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga administrasi pendidikan adalah kegiatan orang banyak yang menuju kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan itu dimulai. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan,(tidak dilakukan sendiri/terpisah) melainkan dilakukan dalam satu kesatuan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling mepengaruhi Kegiatan tersebut bahkan dapat dikatakan sebagai kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,pengkordinasian, pengawasan, pembiayaan dengan menggunakan atan memanfaatkan fasilitas yang tersedia baik personil, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.Artinya administrasi pendidikan sebagai suatu sistem yang terkait dengan suatu institusi pendidikan yang di dalamnya ada serangkaian kegiatan atau proses dan kerjasama sejumlah orang mengkordinasikan kegiatan yang saling bergantung untuk mencapai tujuan secara optimal. Dalam arti luas administasi pendidikan mencakup semua kegiatan yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan seperti penentuan kebijakan (policy), menyusun peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing pelaksanaan, mengatur penempatan dan penggunaan personil, mengadakan, mengatur material dan keuangan dan sebagainya. Secara komprehensif, Engkoswara (1999:26) menggambarkan pola dasar administrasi pendidikan itu seperti disajikan pada gambar 1.
Gambar 1: Matriks pola Dasar Administasi Pendidikan
Sumber: Engkoswara, (1999:26)
Engkoswara (2002:91-92), visi suatu lembaga pendidikan pada dasarnya adalah menghasilkan lulusan yang mampu hidup layak di masa depannya (PP = Pendidikan yang produktif), senada dengan itu Nawawi (1997:11) berpendapat bahwa tujuan kegiatan administrasi pendidikan pada  dasarnya adalah mengusahakan terwujudnya efisiensi dan efektifitas yang tinggi dalam menyelanggarakan tugas-tugas operasional kependidikan yang bersifat teknis edukatif dalam mencapai tujuan pendidikan di lingkungan tertentu. Guna mewujudkan visi dan misi itudiperlukan budaya administrasi pendidikan terpadu yaitu keutuhan antara Perencanaan (Pr), Pelaksanaan (Pl) dan Pengawasan (Pw) sumberdaya yaitu sumber-daya manusia (SDM), sumber belajar (SB), informasi dan komunikasi (SIK) dan sumber fasilitas dan dana (SFD) pendidikan sebagai faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Semua fungsi dan garapan manajemen pendidikan ini merupakan media (teknologi pendidikan) atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara produktif (TPP) baik untuk kepentingan perorangan maupun untuk kelembagaan. Hal ini berarti kriteria keberhasilan suatu manajemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan.(Engkoswara, 1999:27). Nawawi (1988:13-14) mengemukakan bahwa secara umum administrasi berlaku pula dalam Administrasi Pendidikan. Ruang lingkup tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 Bidang Kegiatan Administrasi
Sumber: Nawawi (1989:14)
Keterangan:  Manajemen Administratif   Manajemen Operasional
1. Perencanaan            A. Tata Usaha
2. Organisasi               B. Perbekalan
3. Bimbingan               C. Kepegawaian
4. Koordinasi              D. Keuangan
5. Kontrol                    E. Hubungan Masyarakat
6. Komunikasi
Antara kedua bidang kegiatan manajemen di atas terdapat hubungan yang erat berupa pengendalian dan pengaturan setiap kegiatan operatif dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan administratif yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, bimbingan, koordinasi, kontrol dan komunikasi. Dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan, terjadi hubungan fungsional antara sumberdaya pendidikan lain dengan sumber-daya manusia selaku penggeraknya. Sebagai suatu proses, penyelenggaraan kegiatanpendidikan memerlukan penanganan yang terencana dan sistematis sehingga berbagai sumber-daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Thomas J.Allan (1972:179) ada tiga pendekatan untuk mengukur keberhasilan konstitusi pendidikan yang produktif yaitu:”(1) The Administrator’s production functionmenfokuskan fungsi Administrasi untuk menjadikan pendidikan mampu merespons berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat pendidikan. Dalam hal ini, yang menjadi keluarannya adalah layanan. Semakin banyak satuan layanan yang dapat diberikan kepada mahasiswa, karyawan atau masyarakat semakin produktif lembaga tersebut. (2) The psychologist’s production function,ini mengangkat persoalan yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar, efektivitas belajar diukur melalui sejauh mana perubahan perilaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka. (3) The economist’s production function,fungsi ini menitikberatkan kepada efektivitas investasi ”in human capital”melalui pendidikan, dana yang diinvestasikan kepada pendidikan harus menghasilkan keuntungan yang diinginkan”.
2.3 Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan meliputi
  1. Administrasi Kesiswaan.
  2. Administrasi Pengajaran
  3. Administrasi Personil 
  4. Administrasi Persuratan dan Kearsipan
  5. Administrasi Keuangan
  6. Administrasi Perlengkapan
  7. Administrasi Hubungan Masyarakat
  8. Administrasi Perpustakaan
v  Secara terperinci bidang garapan administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1)      Administrasi tata laksana sekolah, meliputi: 
·         Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
·         Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah ,Masalah kepegawaian , Masalah perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan 
·         Korespondensi / surat – menyurat 
·         Laporan – laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan) 
·         Masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai 
·         Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya 
2)      Administrasi personel guru dan pegawai sekolah, meliputi : 
·         Pengangkatan dan penemptan tenaga guru 
·         Organisasi personel guru 
·         Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru 
·         Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru 
·         Konduite dan penilaian kemajuan guru 
·         Inserfivice training dan up-grading guru 
3)      Administrasi Murid, meliputi: 
·         Organisasi dan perkumpulan murid
·         Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
·         Penilaian dan pengukuran kemajuan murid 
·         Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
4)      Supervisi pengajaran, meliputi:
·         Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai 
·         Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru 
·         Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai 
·         Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan 
·         Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru 
Ø  Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi: 
§  Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan 
§  Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum 
§  Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan 
Ø  Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi: 
§  Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan 
§  Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian sekolah 
§  Menentukan jumlah ruang dan luasnya 
§  Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah 
§  Alat-alat perlengkapan 
§  Kondisi masyarakat sekitar sekolah













BAB III
PEMBAHASAN
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.

Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
3.1 Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain:
1.      Prinsip Efisiens
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
2.      Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
3.      Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
4.      Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
5.      Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1.      Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
2.      Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara optimal.
3.      Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4.      Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling berhubungan.
5.      Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai landasan operasional.
3.2 Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh sekolah dan lingkungan luar sekolah.
3. Pandangan ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam sistem ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.
3.3 Tujuan Adminitrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
·         Efektifitas produksi,
·         Efisiensi,
·         Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
·         Kepuasan kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.
3.4 Manfaat dari Administrasi Pendidikan.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa pendidikan akan berjalan dengan sendirinya, sehingga sering mengabaikan pentingnya administrasi di dalam menyelenggarakan pendidikan atauistilah yang lebih dikenal adalah administrasi pendidikan. Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian awal dari tulisan ini bahwa pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sebab di dalamnya melibatkan banyak komponen dan semua komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehinggaharus dikelola/diatur dengan tertib supaya dapat berjalan dengan baik. Sebagai salah satu contoh ketika akan memasuki tahun ajaran baru maka sekolah akan membuat suatu rencana yang berkaitan dengan penerimaan siswa baru. Misalnya dengan membentuk panitia penerimaan siswa baru, tanggal dan batas waktu perimaan siswa baru, jumlah siswa yang akan diterima, apakah diterima dengan melakukan test tertulis atau cukup dengan menetapkan angka raport/hasil UAN, (untuk sekolah negeri) dan kalau sekolah swasta biasanya persiapan yang dilakukan lebih komprehensif lagi mengingat sumber utama kelangsungan hidup dari sekolah-sekolah swasta bersumber dari SPP siswa/mahasiswa  dan banyaknya jumlah siswa akan menentukan pula kelancaran operasional sekolah-sekolah swastaoleh sebab itu selain memperhatikan faktor-faktor umum yang dilakukan di sekolah negeri pada saat penerimaan siswa baru maka di sekolah swasta akan diperhatikan pula tentang besarnya SPP yang akan dibebankan kepada siswa, promosi yang akan dilakukan apakah cukup melalui selebaran saja atau dengan melibatkan media seperti radio, majalah atau surat kabar atau bahkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang dianggap berpotensi (misalnya SMA X melakukan kunjungan dan promosi serta tawaran kepadaSMP Y yang akan melanjutkan ke SMA X). Selain itu sekolah swasta akan berusaha mengambangkan nilai tambah yang biasa dijadikan sebagai “keunggulan” yang tidak atau belum dimiliki oleh sekolah lain. Kelihatannya sederhana, tapi kenyataanya tidaklah terlalu mudah padahal persoalan yang kita bicarakan hanya salah satu komponen yaitu penerimaan siswa baru. Kita bisa membayangkan kalau penerimaan siswa baru tidak direncanakan dengan baik sangat mungkin jumlah siswa yang diterima tidak sesuai dengan jumlah/kapasitas yang dimiliki. Dalam hal ini jelas bahwa administrasi pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan bahkan setiap proses di dalam pendidikan sadar atau tidak didalamnya akan selalu melibatkan unsur- unsur administrasi. Sebagai sekolah-sekolah favorit yang menjadi persoalan mereka bukan karena jumlah siswa yang mendaftar kurang tapi malah sebaliknya jumlah siswa/mahasiswa “membludak”. Antisipasi tentu perlu dilakukan dengan mengacu kepada data yang lengkap tentang fasilitas ruangan yang dimilik, jumlah guru, jumlah tenaga administrasi, laboratorium, lapangan olah raga dan banyak komponen lainnya yang harus dipertimbangkan dan kesemuanyaini tidak lepas dari administrasi pendidikan.
3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Berbicara kendala di dalam penyelenggaraan pendidikan haruslah dilakukan klasifikasi. Persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan pendidikan di tingkat sekolah dasar akan berbeda dengan persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan pendidikan padasekolah menengah. Demikian juga halnya persoalan penyelenggaraan pendidikan di desa akan berbeda dengan masalah penyelenggaraan pendidikan di kota. Namun dalam tulisan ini kendala akan dibatasi pada tenaga pendidik dan keterbatasan dana yang dimiliki. Pendidikan dalam era modern ditandai oleh adanya masyarakat yang telah berdiferensiasi sehingga tugas-tugas masyarakat sudah ditata dengan berbagai urutan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga sosial. Penataan ini belum berjalan dengan baik sebab kenyataan yang ada “penempatan orang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki” Bukankah kita banyak menemukan guru yang tidak berlatar pendidikan dari guru.  Padahal di dalam mendidik tidak hanya melulu urusan mengajar saja tapi di dalamnya juga ada administrasi/manejemen kelas, manajemen peserta didik, administrasi sekolah. Kenyataan menimbulkan banyak kekeliruan/kesalahan pada saat guru tersebut menyusun administrasi kelas. Kesalahan ini tentu akan memberi dampakpula di dalam melengkapi data yang dibutuhkan oleh sekolah. Dipandang dari dimensi pembelajaran peranan pendidik (guru, dosen, pamong, pelajar, instruktur, tutor, widyaiswara) di Inodonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan ada dimensi-dimensi proses pendidikan yang diperankan oleh pendidik dan tidak dapat digantikan oleh teknologi. Pengaruh globalisasi juga turut mempengaruhi, saat ini pendidikan dianggap sebagai tulang punggung yang akanmenopang berdiri tegaknya suatu negara namun peran pemerintah terhadappendidikan nasional semakin berkurang. Pada satu sisi pemerintah berharap agar masyarakat bisa berkontribusi secara optimal namun di lain sisi ada hal yang terlupakan bahwa lebih kurang tiga puluh tahun sitem pendidikan di Indonesia dilakukan secara “terpusat” sehingga masyarakat tinggal menunggu instruksi. Persoalan lain yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah terbatasnya sumber dana yang dimliki dan alokasi dana untuk pendidikan sangat rendah apabiladibandingkan dengan negara-negara tetangga.
3.6 Upaya-Upaya yang Sudah dan yang akan Dilakukan Oleh Pemerintah
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan memberlakukan otonomi memberikan kesempatan kuliah bahkan beasiswa kepada para guru yang belum mempunyai akta mengajar. Kesempatan ini diharapkan akan direspon oleh para guru agar mereka tidak hanya “mengajar: atau transfer knowledge tapi juga termpil melakukan tugas-tugas lainnya sebagi guru termasuk di dalamnya menyusun administrasi/manajemen kelas. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pengaturan metode, strategi dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Administrasi/manajemen kelas meliputi : kondisi emosional dan kondisi fisik siswa. Kondisi emosional seperti, tingkah laku, kedisiplinan, minat/perhatian, gairah belajar dan dinamika kelompok.  Kondisi fisik seperti, ventilasi, pencahayaan, kenyamaan, letak duduk dan penempatan siswa, Selain itu pemerintah juga melakukan sertifikasi bagi para guru yang tujuannya agar para guru bisa terus mengembangkan diri dan kemampunnya sebagai pendidik.



















BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
 Dalam setiap kegiatan pendidikan maka didalamnya akan terdapat administrasi. Administrasi pendidikan menjadi sangat penting diperhatikan di dalam menyelenggarakan pendidikan, sebab semua komponen yang ada di dalam pendikan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan administrasi pendidikan akan memandu, mengkoordinasi setiap bagiansehingga menjadi suatu kesatuan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan mengerti tentang pentingnya administrasi pendidikan dan dapat mengaplikasikannya di dalam tugas dan pekerjaan.
4.2 Saran
1.      Penempatan guru harus didukung oleh pendidikan yang berlatar belakang pendidikan guru
2.      Setiap program yang dikeluarkan oleh pemerintah (sertifikasi guru) harus dilakukan secara berkesinambungan.
3.      Anggaran untuk pendidikan saharus ditingkatkan dari tahun ke tahun secara bertahap














DAFTAR PUSTAKA
·         Engkoswara. (1987). Dasar-dasarAdministrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen diikti, Depdikbud.
·         Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga
·         Engkoswara (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah.  Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
·         Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·         Nawawi, Hadari. (1989). Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung
·         Nawawi, Hadari (2003).  Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 tahun 1998. (1998). Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi.
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999. (1999). Pendidikan Tinggi. Sagala, Syaiful. (2001). Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta.










REBA MANGGARAI