MAKALAH
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Nama:
Engelbertus Elvent
Kelas : B. Bahasa indonesia
INSTITUT
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
IKIP
BUDI UTOMO MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya
dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan
tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara
fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam
praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau
komputer. Padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada
itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada
di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam
bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah
lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai
bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah hukum,
sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang
penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti
Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi
sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu
kebenaran data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik
pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini
biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek
hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data
lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa,
sangat diperlukan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka
memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi
tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format
data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi
kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan
kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format
administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pentingnya administrasi pendidikan?
2. Bagaimana
gambaran umum administrasi pendidikan?
1.3 Tujuan administrasi
pendidikan.
1.
Umum.
Untuk
mengefisiensi dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai kepuasan dan
hasil dalam tata pelaksanaan
2.
Khusus.
Memberikan
skill dan ketrampilan khusus pada siswa yang nantinya dapat dijadikan bekal
untuk menempuh kehidupan di masyarakat secara luas sehingga dapat mandiri serta
dapat menyumbangkan ilmu yang dimiliki untuk proses pengembangan di negara
Indonesia
BAB II
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
2.1
pengertian secara etimologis.
Berdasarkan etimologi “administrasi”
berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “ad” artinya intensif dan
“ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian
administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan “administrare”
terbentuk kata benda “administrario” dan kata “administrauus” yang kemudian
masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis,
1982). Selain itu dikenal juga kata “administratie” yang berasal dari kata
belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatatusahaan
yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara
sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi
yang sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi
mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai
kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta
penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam
hal ini kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas,
administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan
komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan
manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan
merupakan perpaduan dari dua kata, yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada
hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam
dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha
praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian
dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan
di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
2.2 Pengertian Berdasarkan Landasan
Teori.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 mengungkapkan “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian
administrasi telah ditegaskan oleh Fayol dengan mempergunakan kata
administrationuntuk istilah management.Dikemukakan olehnya bahwa kegiatan
administrasion adalah peramalan, perencanaan, pengorganisasian, komando,
koordinasi dan pengawasan, sedangkan Sutisna (1989:19) mengartikan bahwa:
“administrasi adalah keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan
materil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapain maksud-maksud
organisasi secara efisien.
Dari
kedua pengertian di atas, maka dapat digabungkan menjadi satu kesatuan yang
utuh menjadi kajian ilmu yaitu administrasi pendidikan. Dengan demikian
pendidikan adalah suatu proses pengembangan manusia hingga manusia itu tumbuh
optimal sebagai manusia yang beradab tinggi. Pendidikan dengan berbagai
programnya mempunyai peran penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan
mutu kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, 4 seseorang
dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan
metode berpikir secara sistematik. Pendidikan juga merupakan landasan untuk
membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber-daya
manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan
datang, serta menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan peradaban
masyarakat yang tinggi. Pendidikan tidak hanya berperan secara nasional tetapi
juga dalam globalisasi dunia. Tilaar (1998:13) memandang pendidikan sebagai
bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia
merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dari sudut normatifkarena
pendidikan pada hakekatnya memang suatu peristiwa dan aktivitas yang berpegang
pada ukuran, norma atau nilai yang disepakati dan diyakini sebagai sesuatu yang
baik. Seperti agama, falsafah hidup, kesusilaan, semuanya adalah sumber-sumber
dalam pendidikan. Dari sudut proses teknik, yang terutama dilihat adalah
peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian atau fenomena. Suatu rangkaian
peristiwa yang komplek berarti suatu rangkaian kegiatan manusiawi, komunikasi
antar manusia, rangkaian kegiatan pengaruh mempengaruhi. Suatu rangkaian
perubahan pertumbuhan dan pengembangan.” Dari paparan di atas jelaslah bagi
kita bahwa pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan akan
menambah wawasan dan pengetahuan dan pendidikan juga dapat meningkatkan tarap
hidup. Penyelenggaraan pendidikan ternyata melibatkan banyak pihak atau dengan
kata lain dia tidak berdiri sendiri. Setiap kali kita berbicara pendidikan
paling tidak di dalamnya ada siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan
seterusnya yang kesemuanya itu harus dikoordinasikan sedemikian rupa, agar
tujuan pendidikan itu dapat dicapai. Seperti yang tertuang dalam undang-undang
sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut
:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Agar
pembahasan dalam tulisan ini menjadi lebih lengkap maka akan dikemukakan
pendapat para pakar administrasi pendidikan antara lain :
1. Sutisna
(1983:17) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan dapat kiranya
dilukiskan sebagai “suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatankegiatan yang
saling tergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan
bersama- pendidikan anak-anak”. Dalam hal ini administrasi dilukiskan memiliki
arti yang lebih luas dari yang biasa orang berikan tentang pekerjaan
sehari-hari “pekerjaan klerk”. Administrasi yang dimaksud menyangkut peranan
fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan, yang semuanya diarahkan untuk tercapainya
tujuan organisasi. Sutisna (1989:35) Administrasi pendidikantelah kami lukiskan
sebagai proses yang membuat sumber-sumber manusia dan materiil tersedia dan
efektif bagi pencapaian tujuan pendidikan. Sutisna (1993:20) mendefinisikan
administrasi pendidikan sebagai "keseluruhan proses dengan mana
sumber-sumber manusia dan materiil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi
pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien. Ini dijalankan melalui
upaya bersama dari orang-orang".
2. Nawawi
(2003:11) mengartikan administrasi pendidikan sebagai suatu proses atau
kegiatan, yang selanjutnya dikemukakan bahwa: Administrasi pendidikan adalah
serangkaian kegiatan atau seluruh proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah
orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan
formal.
3. Depdikbud,
(1987:6) mengatakan; "Administrasi pendidikansebagai suatu teori
berfungsi menjelaskan gejala-gejala atau
kejadian dalam kerjasama pendidikan, dan memberikan tuntutan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan prediksikejadian-kejadian yang mungkin terjadi".
Prediksi ini harus dapat diverifikasi dengan fakta-fakta secaraempiris. Sebagai
suatu proses atau kegiatan, administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai keseluruhan
kegiatan menyediakan dan memberdayakan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan mengidentifikasikan tiga unsur
utama dalam administrasi pendidikan. Merujuk kepada pendapat para ahli tentang
definisi Administrasi Pendidikan di atas, dapat kita pahami bahwa administrasi
pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas individu dan
kelompok yang pada dasarnya semua berkenaan dengan penataan dan pengelolaan
sumber-daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi guna mencapai
tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga
administrasi pendidikan adalah kegiatan orang banyak yang menuju kepada suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan itu dimulai. Dari pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses
keseluruhan,(tidak dilakukan sendiri/terpisah) melainkan dilakukan dalam satu
kesatuan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling mepengaruhi Kegiatan
tersebut bahkan dapat dikatakan sebagai kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,pengkordinasian,
pengawasan, pembiayaan dengan menggunakan atan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia baik personil, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.Artinya administrasi pendidikan sebagai
suatu sistem yang terkait dengan suatu institusi pendidikan yang di dalamnya
ada serangkaian kegiatan atau proses dan kerjasama sejumlah orang mengkordinasikan
kegiatan yang saling bergantung untuk mencapai tujuan secara optimal. Dalam
arti luas administasi pendidikan mencakup semua kegiatan yang dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan seperti penentuan kebijakan
(policy), menyusun peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing
pelaksanaan, mengatur penempatan dan penggunaan personil, mengadakan, mengatur
material dan keuangan dan sebagainya. Secara komprehensif, Engkoswara (1999:26)
menggambarkan pola dasar administrasi pendidikan itu seperti disajikan pada
gambar 1.
Gambar 1: Matriks pola Dasar
Administasi Pendidikan
Sumber: Engkoswara, (1999:26)
Engkoswara
(2002:91-92), visi suatu lembaga pendidikan pada dasarnya adalah menghasilkan
lulusan yang mampu hidup layak di masa depannya (PP = Pendidikan yang
produktif), senada dengan itu Nawawi (1997:11) berpendapat bahwa tujuan
kegiatan administrasi pendidikan pada
dasarnya adalah mengusahakan terwujudnya efisiensi dan efektifitas yang
tinggi dalam menyelanggarakan tugas-tugas operasional kependidikan yang
bersifat teknis edukatif dalam mencapai tujuan pendidikan di lingkungan
tertentu. Guna mewujudkan visi dan misi itudiperlukan budaya administrasi pendidikan
terpadu yaitu keutuhan antara Perencanaan (Pr), Pelaksanaan (Pl) dan Pengawasan
(Pw) sumberdaya yaitu sumber-daya manusia (SDM), sumber belajar (SB), informasi
dan komunikasi (SIK) dan sumber fasilitas dan dana (SFD) pendidikan sebagai
faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Semua fungsi dan garapan manajemen pendidikan ini merupakan media
(teknologi pendidikan) atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan secara produktif (TPP) baik untuk kepentingan
perorangan maupun untuk kelembagaan. Hal ini berarti kriteria keberhasilan
suatu manajemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan.(Engkoswara,
1999:27). Nawawi (1988:13-14) mengemukakan bahwa secara umum administrasi berlaku
pula dalam Administrasi Pendidikan. Ruang lingkup tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2 Bidang Kegiatan
Administrasi
Sumber: Nawawi (1989:14)
Keterangan:
Manajemen Administratif Manajemen Operasional
1.
Perencanaan A. Tata Usaha
2.
Organisasi B. Perbekalan
3.
Bimbingan C. Kepegawaian
4.
Koordinasi D. Keuangan
6.
Komunikasi
Antara
kedua bidang kegiatan manajemen di atas terdapat hubungan yang erat berupa
pengendalian dan pengaturan setiap kegiatan operatif dengan mengikuti
langkah-langkah kegiatan administratif yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
bimbingan, koordinasi, kontrol dan komunikasi. Dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, terjadi hubungan fungsional antara sumberdaya pendidikan lain
dengan sumber-daya manusia selaku penggeraknya. Sebagai suatu proses,
penyelenggaraan kegiatanpendidikan memerlukan penanganan yang terencana dan
sistematis sehingga berbagai sumber-daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Thomas J.Allan (1972:179) ada
tiga pendekatan untuk mengukur keberhasilan konstitusi pendidikan yang
produktif yaitu:”(1) The Administrator’s production functionmenfokuskan fungsi
Administrasi untuk menjadikan pendidikan mampu merespons berbagai tantangan dan
kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat pendidikan. Dalam hal ini, yang menjadi
keluarannya adalah layanan. Semakin banyak satuan layanan yang dapat diberikan
kepada mahasiswa, karyawan atau masyarakat semakin produktif lembaga tersebut.
(2) The psychologist’s production function,ini mengangkat persoalan yang
berkenaan dengan proses belajar peserta didik dalam upaya memenuhi kebutuhan
belajar, efektivitas belajar diukur melalui sejauh mana perubahan perilaku
peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka. (3) The economist’s production
function,fungsi ini menitikberatkan kepada efektivitas investasi ”in human
capital”melalui pendidikan, dana yang diinvestasikan kepada pendidikan harus
menghasilkan keuntungan yang diinginkan”.
2.3
Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan
meliputi
- Administrasi Kesiswaan.
- Administrasi Pengajaran
- Administrasi Personil
- Administrasi Persuratan dan Kearsipan
- Administrasi Keuangan
- Administrasi Perlengkapan
- Administrasi Hubungan Masyarakat
- Administrasi Perpustakaan
1)
Administrasi
tata laksana sekolah, meliputi:
·
Organisasi
dan struktur pegawai tata usaha
·
Organisasi
dan anggaran belanja keuangan sekolah ,Masalah kepegawaian , Masalah
perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan
·
Korespondensi
/ surat – menyurat
·
Laporan
– laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan)
·
Masalah
pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai
·
Pengisian
buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya
2) Administrasi personel guru dan
pegawai sekolah, meliputi :
·
Pengangkatan
dan penemptan tenaga guru
·
Organisasi
personel guru
·
Masalah
kepegawaian dan kesejahteraan guru
·
Rencana
orientasi bagi tenaga guru yang baru
·
Konduite
dan penilaian kemajuan guru
·
Inserfivice
training dan up-grading guru
3)
Administrasi
Murid, meliputi:
·
Organisasi
dan perkumpulan murid
·
Masalah
kesehatan dan kesejahteraan murid
·
Penilaian
dan pengukuran kemajuan murid
·
Bimbingan
dan penyuluhan bagi murid
4)
Supervisi
pengajaran, meliputi:
·
Usaha
membangkitkan semangat guru dan pegawai
·
Usaha
mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru
·
Usaha
mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai
·
Mengusahakan
cara-cara menilai hasil pendidikan
·
Usaha
mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru
Ø Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum,
meliputi:
§ Mempedomani dan merealisasikan apa
yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan
§ Menyusun dan melaksanakan organisasi
kurikulum
§ Kurikulum bukanlah sesuatu yang
harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan
Ø Pendidikan dan perencanaan bangunan
sekolah, meliputi:
§ Cara memilih letak dan menentukan
luas tanah yang di butuhkan
§ Mengusahakan, merencanakan dan
menggunakan biaya pendirian sekolah
§ Menentukan jumlah ruang dan
luasnya
§ Cara-cara penggunaan gedung dan
fasilitas sekolah
§ Alat-alat perlengkapan
§ Kondisi masyarakat sekitar sekolah
PEMBAHASAN
Administrasi
dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan
kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi,
mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok
yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting
system).
Administrasi
suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur
proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan
terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para
pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru
disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan
sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua
tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk
tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai
propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan
pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa
mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk
perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data
pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang
bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran
perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan
berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar
pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga
administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat
menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang
diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan
cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas
administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di
tingkat sekolah.
3.1
Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar
administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam
administrasi antara lain:
1. Prinsip Efisiens
Administrator akan berhasil dalam
tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang
ada secara efisien.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil
yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen,
yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan
(pengontrolan).
3. Perinsip Pengutamaan Tugas
Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih
pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama seorang
administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya
tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia
hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya
akan terbengkalai.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil
dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni
memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan
tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu
memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus
memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi
yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
5. Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam
melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh
anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang
digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional kegiatan
administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1. Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di
sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan
fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
2. Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam
penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara
optimal.
3. Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus
beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah
merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya
tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi
sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan
landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah.
Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling
berhubungan.
5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan
untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan
dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar.
Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan
sebagai landasan operasional.
3.2
Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan
tindakan mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber
daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secara produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung
kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang
produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator
bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk
mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara
input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan
output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan
yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka
mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta
didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan
lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam
pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan
perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena
perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh
sekolah dan lingkungan luar sekolah.
3. Pandangan ekonomi.
Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam sistem
ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap
individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya
yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.
3.3
Tujuan Adminitrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada
umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau
dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin
rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung
dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan
ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975)
menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
·
Efektifitas
produksi,
·
Efisiensi,
·
Kemampuan
menyesuaikan diri (adaptivenes),
·
Kepuasan
kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan
sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas
produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu
dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi
memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke
tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan
lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja
pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.
3.4 Manfaat dari Administrasi
Pendidikan.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa pendidikan akan
berjalan dengan sendirinya, sehingga sering mengabaikan pentingnya administrasi
di dalam menyelenggarakan pendidikan atauistilah yang lebih dikenal adalah administrasi
pendidikan. Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian awal dari tulisan ini
bahwa pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sebab di dalamnya melibatkan
banyak komponen dan semua komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya sehinggaharus dikelola/diatur dengan tertib supaya dapat berjalan
dengan baik. Sebagai salah satu contoh ketika akan memasuki tahun ajaran baru
maka sekolah akan membuat suatu rencana yang berkaitan dengan penerimaan siswa
baru. Misalnya dengan membentuk panitia penerimaan siswa baru, tanggal dan
batas waktu perimaan siswa baru, jumlah siswa yang akan diterima, apakah
diterima dengan melakukan test tertulis atau cukup dengan menetapkan angka
raport/hasil UAN, (untuk sekolah negeri) dan kalau sekolah swasta biasanya
persiapan yang dilakukan lebih komprehensif lagi mengingat sumber utama
kelangsungan hidup dari sekolah-sekolah swasta bersumber dari SPP
siswa/mahasiswa dan banyaknya jumlah
siswa akan menentukan pula kelancaran operasional sekolah-sekolah swastaoleh
sebab itu selain memperhatikan faktor-faktor umum yang dilakukan di sekolah
negeri pada saat penerimaan siswa baru maka di sekolah swasta akan diperhatikan
pula tentang besarnya SPP yang akan dibebankan kepada siswa, promosi yang akan dilakukan
apakah cukup melalui selebaran saja atau dengan melibatkan media seperti radio,
majalah atau surat kabar atau bahkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah
yang dianggap berpotensi (misalnya SMA X melakukan kunjungan dan promosi serta
tawaran kepadaSMP Y yang akan melanjutkan ke SMA X). Selain itu sekolah swasta
akan berusaha mengambangkan nilai tambah yang biasa dijadikan sebagai
“keunggulan” yang tidak atau belum dimiliki oleh sekolah lain. Kelihatannya
sederhana, tapi kenyataanya tidaklah terlalu mudah padahal persoalan yang kita
bicarakan hanya salah satu komponen yaitu penerimaan siswa baru. Kita bisa
membayangkan kalau penerimaan siswa baru tidak direncanakan dengan baik sangat
mungkin jumlah siswa yang diterima tidak sesuai dengan jumlah/kapasitas yang
dimiliki. Dalam hal ini jelas bahwa administrasi pendidikan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan bahkan setiap proses di dalam
pendidikan sadar atau tidak didalamnya akan selalu melibatkan unsur- unsur
administrasi. Sebagai sekolah-sekolah favorit yang menjadi persoalan mereka
bukan karena jumlah siswa yang mendaftar kurang tapi malah sebaliknya jumlah
siswa/mahasiswa “membludak”. Antisipasi tentu perlu dilakukan dengan mengacu
kepada data yang lengkap tentang fasilitas ruangan yang dimilik, jumlah guru,
jumlah tenaga administrasi, laboratorium, lapangan olah raga dan banyak
komponen lainnya yang harus dipertimbangkan dan kesemuanyaini tidak lepas dari
administrasi pendidikan.
3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Berbicara kendala di dalam penyelenggaraan pendidikan
haruslah dilakukan klasifikasi. Persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan
pendidikan di tingkat sekolah dasar akan berbeda dengan persoalan yang dihadapi
ketika menyelenggarakan pendidikan padasekolah menengah. Demikian juga halnya
persoalan penyelenggaraan pendidikan di desa akan berbeda dengan masalah
penyelenggaraan pendidikan di kota. Namun dalam tulisan ini kendala akan
dibatasi pada tenaga pendidik dan keterbatasan dana yang dimiliki. Pendidikan
dalam era modern ditandai oleh adanya masyarakat yang telah berdiferensiasi
sehingga tugas-tugas masyarakat sudah ditata dengan berbagai urutan yang
dilaksanakan oleh berbagai lembaga sosial. Penataan ini belum berjalan dengan
baik sebab kenyataan yang ada “penempatan orang tidak sesuai dengan keahlian
yang dimiliki” Bukankah kita banyak menemukan guru yang tidak berlatar
pendidikan dari guru. Padahal di dalam
mendidik tidak hanya melulu urusan mengajar saja tapi di dalamnya juga ada
administrasi/manejemen kelas, manajemen peserta didik, administrasi sekolah.
Kenyataan menimbulkan banyak kekeliruan/kesalahan pada saat guru tersebut
menyusun administrasi kelas. Kesalahan ini tentu akan memberi dampakpula di
dalam melengkapi data yang dibutuhkan oleh sekolah. Dipandang dari dimensi
pembelajaran peranan pendidik (guru, dosen, pamong, pelajar, instruktur, tutor,
widyaiswara) di Inodonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan
ada dimensi-dimensi proses pendidikan yang diperankan oleh pendidik dan tidak
dapat digantikan oleh teknologi. Pengaruh globalisasi juga turut mempengaruhi,
saat ini pendidikan dianggap sebagai tulang punggung yang akanmenopang berdiri
tegaknya suatu negara namun peran pemerintah terhadappendidikan nasional
semakin berkurang. Pada satu sisi pemerintah berharap agar masyarakat bisa
berkontribusi secara optimal namun di lain sisi ada hal yang terlupakan bahwa
lebih kurang tiga puluh tahun sitem pendidikan di Indonesia dilakukan secara
“terpusat” sehingga masyarakat tinggal menunggu instruksi. Persoalan lain yang
dihadapi dunia pendidikan kita adalah terbatasnya sumber dana yang dimliki dan
alokasi dana untuk pendidikan sangat rendah apabiladibandingkan dengan
negara-negara tetangga.
3.6 Upaya-Upaya yang Sudah dan yang akan
Dilakukan Oleh Pemerintah
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah antara lain
dengan memberlakukan otonomi memberikan kesempatan kuliah bahkan beasiswa kepada
para guru yang belum mempunyai akta mengajar. Kesempatan ini diharapkan akan
direspon oleh para guru agar mereka tidak hanya “mengajar: atau transfer
knowledge tapi juga termpil melakukan tugas-tugas lainnya sebagi guru termasuk
di dalamnya menyusun administrasi/manajemen kelas. Keberhasilan siswa dalam
belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Pengaturan metode, strategi dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari
kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Administrasi/manajemen
kelas meliputi : kondisi emosional dan kondisi fisik siswa. Kondisi emosional
seperti, tingkah laku, kedisiplinan, minat/perhatian, gairah belajar dan
dinamika kelompok. Kondisi fisik
seperti, ventilasi, pencahayaan, kenyamaan, letak duduk dan penempatan siswa,
Selain itu pemerintah juga melakukan sertifikasi bagi para guru yang tujuannya
agar para guru bisa terus mengembangkan diri dan kemampunnya sebagai pendidik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Dalam setiap kegiatan pendidikan maka
didalamnya akan terdapat administrasi. Administrasi pendidikan menjadi sangat
penting diperhatikan di dalam menyelenggarakan pendidikan, sebab semua komponen
yang ada di dalam pendikan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan
administrasi pendidikan akan memandu, mengkoordinasi setiap bagiansehingga
menjadi suatu kesatuan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan
mengerti tentang pentingnya administrasi pendidikan dan dapat
mengaplikasikannya di dalam tugas dan pekerjaan.
4.2
Saran
1.
Penempatan guru harus didukung oleh
pendidikan yang berlatar belakang pendidikan guru
2.
Setiap program yang dikeluarkan oleh
pemerintah (sertifikasi guru) harus dilakukan secara berkesinambungan.
3.
Anggaran untuk pendidikan saharus
ditingkatkan dari tahun ke tahun secara bertahap
DAFTAR PUSTAKA
·
Engkoswara. (1987).
Dasar-dasarAdministrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen diikti, Depdikbud.
·
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia
Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga
·
Engkoswara (2001). Paradigma Manajemen
Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung:
Yayasan Amal Keluarga.
·
Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·
Nawawi, Hadari. (1989). Administrasi
Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung
·
Nawawi, Hadari (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan
Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
·
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 57 tahun 1998. (1998). Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi.
·
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 tahun 1999. (1999). Pendidikan
Tinggi. Sagala, Syaiful. (2001). Administrasi
Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya
dianggap sebagai kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan
tersebut kadang-kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara
fisik dan kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam
praktek tulis menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau
komputer. Padahal secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada
itu. Bukan saja sebagai kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada
di lapangan. Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam
bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal dengan ke-Tata Usahaan di sebuah
lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, terkait di berbagai
bidang, baik pencatatan, maupun surat menyurat bahkan masalah hukum,
sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak bisa dipandang kurang
penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi yang berupa dokumen seperti
Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya akan mempunyai nilai tinggi
sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin benar. Oleh karena itu
kebenaran data administrasi menuntut kejujuran dan kedisiplinan baik
pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi yang demikian ini
biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik ditinjau dari aspek
hukum. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data
lembaga, sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa,
sangat diperlukan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka
memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi
tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format
data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi
kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan
kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format
administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pentingnya administrasi pendidikan?
2. Bagaimana
gambaran umum administrasi pendidikan?
1.3 Tujuan administrasi
pendidikan.
1.
Umum.
Untuk
mengefisiensi dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai kepuasan dan
hasil dalam tata pelaksanaan
2.
Khusus.
Memberikan
skill dan ketrampilan khusus pada siswa yang nantinya dapat dijadikan bekal
untuk menempuh kehidupan di masyarakat secara luas sehingga dapat mandiri serta
dapat menyumbangkan ilmu yang dimiliki untuk proses pengembangan di negara
Indonesia
BAB II
PENGERTIAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
2.1
pengertian secara etimologis.
Berdasarkan etimologi “administrasi”
berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “ad” artinya intensif dan
“ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian
administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan “administrare”
terbentuk kata benda “administrario” dan kata “administrauus” yang kemudian
masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis,
1982). Selain itu dikenal juga kata “administratie” yang berasal dari kata
belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatatusahaan
yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara
sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi
yang sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi
mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai
kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara tertulis serta
penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam
hal ini kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas,
administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan
komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan
manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan
merupakan perpaduan dari dua kata, yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada
hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam
dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha
praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian
dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanankan
di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
2.2 Pengertian Berdasarkan Landasan
Teori.
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 mengungkapkan “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian
administrasi telah ditegaskan oleh Fayol dengan mempergunakan kata
administrationuntuk istilah management.Dikemukakan olehnya bahwa kegiatan
administrasion adalah peramalan, perencanaan, pengorganisasian, komando,
koordinasi dan pengawasan, sedangkan Sutisna (1989:19) mengartikan bahwa:
“administrasi adalah keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan
materil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapain maksud-maksud
organisasi secara efisien.
Dari
kedua pengertian di atas, maka dapat digabungkan menjadi satu kesatuan yang
utuh menjadi kajian ilmu yaitu administrasi pendidikan. Dengan demikian
pendidikan adalah suatu proses pengembangan manusia hingga manusia itu tumbuh
optimal sebagai manusia yang beradab tinggi. Pendidikan dengan berbagai
programnya mempunyai peran penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan
mutu kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, 4 seseorang
dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan
metode berpikir secara sistematik. Pendidikan juga merupakan landasan untuk
membentuk, mempersiapkan, membina dan mengembangkan kemampuan sumber-daya
manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan
datang, serta menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan peradaban
masyarakat yang tinggi. Pendidikan tidak hanya berperan secara nasional tetapi
juga dalam globalisasi dunia. Tilaar (1998:13) memandang pendidikan sebagai
bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia
merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dari sudut normatifkarena
pendidikan pada hakekatnya memang suatu peristiwa dan aktivitas yang berpegang
pada ukuran, norma atau nilai yang disepakati dan diyakini sebagai sesuatu yang
baik. Seperti agama, falsafah hidup, kesusilaan, semuanya adalah sumber-sumber
dalam pendidikan. Dari sudut proses teknik, yang terutama dilihat adalah
peristiwa itu sebagai satu peristiwa kejadian atau fenomena. Suatu rangkaian
peristiwa yang komplek berarti suatu rangkaian kegiatan manusiawi, komunikasi
antar manusia, rangkaian kegiatan pengaruh mempengaruhi. Suatu rangkaian
perubahan pertumbuhan dan pengembangan.” Dari paparan di atas jelaslah bagi
kita bahwa pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pendidikan akan
menambah wawasan dan pengetahuan dan pendidikan juga dapat meningkatkan tarap
hidup. Penyelenggaraan pendidikan ternyata melibatkan banyak pihak atau dengan
kata lain dia tidak berdiri sendiri. Setiap kali kita berbicara pendidikan
paling tidak di dalamnya ada siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, fasilitas dan
seterusnya yang kesemuanya itu harus dikoordinasikan sedemikian rupa, agar
tujuan pendidikan itu dapat dicapai. Seperti yang tertuang dalam undang-undang
sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut
:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Agar
pembahasan dalam tulisan ini menjadi lebih lengkap maka akan dikemukakan
pendapat para pakar administrasi pendidikan antara lain :
1. Sutisna
(1983:17) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan dapat kiranya
dilukiskan sebagai “suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatankegiatan yang
saling tergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan
bersama- pendidikan anak-anak”. Dalam hal ini administrasi dilukiskan memiliki
arti yang lebih luas dari yang biasa orang berikan tentang pekerjaan
sehari-hari “pekerjaan klerk”. Administrasi yang dimaksud menyangkut peranan
fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan, yang semuanya diarahkan untuk tercapainya
tujuan organisasi. Sutisna (1989:35) Administrasi pendidikantelah kami lukiskan
sebagai proses yang membuat sumber-sumber manusia dan materiil tersedia dan
efektif bagi pencapaian tujuan pendidikan. Sutisna (1993:20) mendefinisikan
administrasi pendidikan sebagai "keseluruhan proses dengan mana
sumber-sumber manusia dan materiil yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi
pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien. Ini dijalankan melalui
upaya bersama dari orang-orang".
2. Nawawi
(2003:11) mengartikan administrasi pendidikan sebagai suatu proses atau
kegiatan, yang selanjutnya dikemukakan bahwa: Administrasi pendidikan adalah
serangkaian kegiatan atau seluruh proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah
orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan
formal.
3. Depdikbud,
(1987:6) mengatakan; "Administrasi pendidikansebagai suatu teori
berfungsi menjelaskan gejala-gejala atau
kejadian dalam kerjasama pendidikan, dan memberikan tuntutan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan prediksikejadian-kejadian yang mungkin terjadi".
Prediksi ini harus dapat diverifikasi dengan fakta-fakta secaraempiris. Sebagai
suatu proses atau kegiatan, administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai keseluruhan
kegiatan menyediakan dan memberdayakan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Dengan mengidentifikasikan tiga unsur
utama dalam administrasi pendidikan. Merujuk kepada pendapat para ahli tentang
definisi Administrasi Pendidikan di atas, dapat kita pahami bahwa administrasi
pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas individu dan
kelompok yang pada dasarnya semua berkenaan dengan penataan dan pengelolaan
sumber-daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi guna mencapai
tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga
administrasi pendidikan adalah kegiatan orang banyak yang menuju kepada suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan itu dimulai. Dari pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses
keseluruhan,(tidak dilakukan sendiri/terpisah) melainkan dilakukan dalam satu
kesatuan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling mepengaruhi Kegiatan
tersebut bahkan dapat dikatakan sebagai kegiatan bersama dalam bidang pendidikan
yang meliputi; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,pengkordinasian,
pengawasan, pembiayaan dengan menggunakan atan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia baik personil, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.Artinya administrasi pendidikan sebagai
suatu sistem yang terkait dengan suatu institusi pendidikan yang di dalamnya
ada serangkaian kegiatan atau proses dan kerjasama sejumlah orang mengkordinasikan
kegiatan yang saling bergantung untuk mencapai tujuan secara optimal. Dalam
arti luas administasi pendidikan mencakup semua kegiatan yang dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan seperti penentuan kebijakan
(policy), menyusun peraturan-peraturan, membagi tugas, mengawasi dan membimbing
pelaksanaan, mengatur penempatan dan penggunaan personil, mengadakan, mengatur
material dan keuangan dan sebagainya. Secara komprehensif, Engkoswara (1999:26)
menggambarkan pola dasar administrasi pendidikan itu seperti disajikan pada
gambar 1.
Gambar 1: Matriks pola Dasar
Administasi Pendidikan
Sumber: Engkoswara, (1999:26)
Engkoswara
(2002:91-92), visi suatu lembaga pendidikan pada dasarnya adalah menghasilkan
lulusan yang mampu hidup layak di masa depannya (PP = Pendidikan yang
produktif), senada dengan itu Nawawi (1997:11) berpendapat bahwa tujuan
kegiatan administrasi pendidikan pada
dasarnya adalah mengusahakan terwujudnya efisiensi dan efektifitas yang
tinggi dalam menyelanggarakan tugas-tugas operasional kependidikan yang
bersifat teknis edukatif dalam mencapai tujuan pendidikan di lingkungan
tertentu. Guna mewujudkan visi dan misi itudiperlukan budaya administrasi pendidikan
terpadu yaitu keutuhan antara Perencanaan (Pr), Pelaksanaan (Pl) dan Pengawasan
(Pw) sumberdaya yaitu sumber-daya manusia (SDM), sumber belajar (SB), informasi
dan komunikasi (SIK) dan sumber fasilitas dan dana (SFD) pendidikan sebagai
faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Semua fungsi dan garapan manajemen pendidikan ini merupakan media
(teknologi pendidikan) atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan secara produktif (TPP) baik untuk kepentingan
perorangan maupun untuk kelembagaan. Hal ini berarti kriteria keberhasilan
suatu manajemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan.(Engkoswara,
1999:27). Nawawi (1988:13-14) mengemukakan bahwa secara umum administrasi berlaku
pula dalam Administrasi Pendidikan. Ruang lingkup tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2 Bidang Kegiatan
Administrasi
Sumber: Nawawi (1989:14)
Keterangan:
Manajemen Administratif Manajemen Operasional
1.
Perencanaan A. Tata Usaha
2.
Organisasi B. Perbekalan
3.
Bimbingan C. Kepegawaian
4.
Koordinasi D. Keuangan
5.
Kontrol E. Hubungan
Masyarakat
6.
Komunikasi
Antara
kedua bidang kegiatan manajemen di atas terdapat hubungan yang erat berupa
pengendalian dan pengaturan setiap kegiatan operatif dengan mengikuti
langkah-langkah kegiatan administratif yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
bimbingan, koordinasi, kontrol dan komunikasi. Dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, terjadi hubungan fungsional antara sumberdaya pendidikan lain
dengan sumber-daya manusia selaku penggeraknya. Sebagai suatu proses,
penyelenggaraan kegiatanpendidikan memerlukan penanganan yang terencana dan
sistematis sehingga berbagai sumber-daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Thomas J.Allan (1972:179) ada
tiga pendekatan untuk mengukur keberhasilan konstitusi pendidikan yang
produktif yaitu:”(1) The Administrator’s production functionmenfokuskan fungsi
Administrasi untuk menjadikan pendidikan mampu merespons berbagai tantangan dan
kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat pendidikan. Dalam hal ini, yang menjadi
keluarannya adalah layanan. Semakin banyak satuan layanan yang dapat diberikan
kepada mahasiswa, karyawan atau masyarakat semakin produktif lembaga tersebut.
(2) The psychologist’s production function,ini mengangkat persoalan yang
berkenaan dengan proses belajar peserta didik dalam upaya memenuhi kebutuhan
belajar, efektivitas belajar diukur melalui sejauh mana perubahan perilaku
peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka. (3) The economist’s production
function,fungsi ini menitikberatkan kepada efektivitas investasi ”in human
capital”melalui pendidikan, dana yang diinvestasikan kepada pendidikan harus
menghasilkan keuntungan yang diinginkan”.
2.3
Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan
meliputi
- Administrasi Kesiswaan.
- Administrasi Pengajaran
- Administrasi Personil
- Administrasi Persuratan dan Kearsipan
- Administrasi Keuangan
- Administrasi Perlengkapan
- Administrasi Hubungan Masyarakat
- Administrasi Perpustakaan
1)
Administrasi
tata laksana sekolah, meliputi:
·
Organisasi
dan struktur pegawai tata usaha
·
Organisasi
dan anggaran belanja keuangan sekolah ,Masalah kepegawaian , Masalah
perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan
·
Korespondensi
/ surat – menyurat
·
Laporan
– laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan)
·
Masalah
pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai
·
Pengisian
buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya
2) Administrasi personel guru dan
pegawai sekolah, meliputi :
·
Pengangkatan
dan penemptan tenaga guru
·
Organisasi
personel guru
·
Masalah
kepegawaian dan kesejahteraan guru
·
Rencana
orientasi bagi tenaga guru yang baru
·
Konduite
dan penilaian kemajuan guru
·
Inserfivice
training dan up-grading guru
3)
Administrasi
Murid, meliputi:
·
Organisasi
dan perkumpulan murid
·
Masalah
kesehatan dan kesejahteraan murid
·
Penilaian
dan pengukuran kemajuan murid
·
Bimbingan
dan penyuluhan bagi murid
4)
Supervisi
pengajaran, meliputi:
·
Usaha
membangkitkan semangat guru dan pegawai
·
Usaha
mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru
·
Usaha
mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai
·
Mengusahakan
cara-cara menilai hasil pendidikan
·
Usaha
mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru
Ø Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum,
meliputi:
§ Mempedomani dan merealisasikan apa
yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan
§ Menyusun dan melaksanakan organisasi
kurikulum
§ Kurikulum bukanlah sesuatu yang
harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan
Ø Pendidikan dan perencanaan bangunan
sekolah, meliputi:
§ Cara memilih letak dan menentukan
luas tanah yang di butuhkan
§ Mengusahakan, merencanakan dan
menggunakan biaya pendirian sekolah
§ Menentukan jumlah ruang dan
luasnya
§ Cara-cara penggunaan gedung dan
fasilitas sekolah
§ Alat-alat perlengkapan
§ Kondisi masyarakat sekitar sekolah
PEMBAHASAN
Administrasi
dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan
kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi,
mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk
memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi
yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok
yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting
system).
Administrasi
suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur
proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan
terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para
pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru
disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan
sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua
tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk
tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai
propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan
pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa
mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk
perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian
(evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
Data
pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang
bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran
perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan
berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar
pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga
administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
Di lembaga pendidikan tingkat
menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang
diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan
cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas
administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di
tingkat sekolah.
3.1
Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan.
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar
administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam
administrasi antara lain:
1. Prinsip Efisiens
Administrator akan berhasil dalam
tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang
ada secara efisien.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil
yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen,
yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan
(pengontrolan).
3. Perinsip Pengutamaan Tugas
Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih
pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama seorang
administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya
tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia
hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya
akan terbengkalai.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil
dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni
memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), Pelaksanaan
tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu
memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus
memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi
yang sesuai dengan jenis pekerjaanya.
5. Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam
melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh
anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang
digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional kegiatan
administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1. Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di
sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan
fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
2. Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam
penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara
optimal.
3. Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus
beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah
merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya
tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi
sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan
landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah.
Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling
berhubungan.
5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan
untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan
dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar.
Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan
sebagai landasan operasional.
3.2
Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan
tindakan mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber
daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
secara produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung
kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang
produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator
bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk
mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara
input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan
output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan
yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka
mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta
didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan
lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam
pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan
perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena
perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh
sekolah dan lingkungan luar sekolah.
3. Pandangan ekonomi.
Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam sistem
ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap
individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya
yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.
3.3
Tujuan Adminitrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada
umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau
dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin
rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung
dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan
ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975)
menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
·
Efektifitas
produksi,
·
Efisiensi,
·
Kemampuan
menyesuaikan diri (adaptivenes),
·
Kepuasan
kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan
sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas
produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu
dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi
memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke
tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan
lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja
pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.
3.4 Manfaat dari Administrasi
Pendidikan.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa pendidikan akan
berjalan dengan sendirinya, sehingga sering mengabaikan pentingnya administrasi
di dalam menyelenggarakan pendidikan atauistilah yang lebih dikenal adalah administrasi
pendidikan. Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian awal dari tulisan ini
bahwa pendidikan tidak dapat berdiri sendiri sebab di dalamnya melibatkan
banyak komponen dan semua komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya sehinggaharus dikelola/diatur dengan tertib supaya dapat berjalan
dengan baik. Sebagai salah satu contoh ketika akan memasuki tahun ajaran baru
maka sekolah akan membuat suatu rencana yang berkaitan dengan penerimaan siswa
baru. Misalnya dengan membentuk panitia penerimaan siswa baru, tanggal dan
batas waktu perimaan siswa baru, jumlah siswa yang akan diterima, apakah
diterima dengan melakukan test tertulis atau cukup dengan menetapkan angka
raport/hasil UAN, (untuk sekolah negeri) dan kalau sekolah swasta biasanya
persiapan yang dilakukan lebih komprehensif lagi mengingat sumber utama
kelangsungan hidup dari sekolah-sekolah swasta bersumber dari SPP
siswa/mahasiswa dan banyaknya jumlah
siswa akan menentukan pula kelancaran operasional sekolah-sekolah swastaoleh
sebab itu selain memperhatikan faktor-faktor umum yang dilakukan di sekolah
negeri pada saat penerimaan siswa baru maka di sekolah swasta akan diperhatikan
pula tentang besarnya SPP yang akan dibebankan kepada siswa, promosi yang akan dilakukan
apakah cukup melalui selebaran saja atau dengan melibatkan media seperti radio,
majalah atau surat kabar atau bahkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah
yang dianggap berpotensi (misalnya SMA X melakukan kunjungan dan promosi serta
tawaran kepadaSMP Y yang akan melanjutkan ke SMA X). Selain itu sekolah swasta
akan berusaha mengambangkan nilai tambah yang biasa dijadikan sebagai
“keunggulan” yang tidak atau belum dimiliki oleh sekolah lain. Kelihatannya
sederhana, tapi kenyataanya tidaklah terlalu mudah padahal persoalan yang kita
bicarakan hanya salah satu komponen yaitu penerimaan siswa baru. Kita bisa
membayangkan kalau penerimaan siswa baru tidak direncanakan dengan baik sangat
mungkin jumlah siswa yang diterima tidak sesuai dengan jumlah/kapasitas yang
dimiliki. Dalam hal ini jelas bahwa administrasi pendidikan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan bahkan setiap proses di dalam
pendidikan sadar atau tidak didalamnya akan selalu melibatkan unsur- unsur
administrasi. Sebagai sekolah-sekolah favorit yang menjadi persoalan mereka
bukan karena jumlah siswa yang mendaftar kurang tapi malah sebaliknya jumlah
siswa/mahasiswa “membludak”. Antisipasi tentu perlu dilakukan dengan mengacu
kepada data yang lengkap tentang fasilitas ruangan yang dimilik, jumlah guru,
jumlah tenaga administrasi, laboratorium, lapangan olah raga dan banyak
komponen lainnya yang harus dipertimbangkan dan kesemuanyaini tidak lepas dari
administrasi pendidikan.
3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Berbicara kendala di dalam penyelenggaraan pendidikan
haruslah dilakukan klasifikasi. Persoalan yang dihadapi ketika menyelenggarakan
pendidikan di tingkat sekolah dasar akan berbeda dengan persoalan yang dihadapi
ketika menyelenggarakan pendidikan padasekolah menengah. Demikian juga halnya
persoalan penyelenggaraan pendidikan di desa akan berbeda dengan masalah
penyelenggaraan pendidikan di kota. Namun dalam tulisan ini kendala akan
dibatasi pada tenaga pendidik dan keterbatasan dana yang dimiliki. Pendidikan
dalam era modern ditandai oleh adanya masyarakat yang telah berdiferensiasi
sehingga tugas-tugas masyarakat sudah ditata dengan berbagai urutan yang
dilaksanakan oleh berbagai lembaga sosial. Penataan ini belum berjalan dengan
baik sebab kenyataan yang ada “penempatan orang tidak sesuai dengan keahlian
yang dimiliki” Bukankah kita banyak menemukan guru yang tidak berlatar
pendidikan dari guru. Padahal di dalam
mendidik tidak hanya melulu urusan mengajar saja tapi di dalamnya juga ada
administrasi/manejemen kelas, manajemen peserta didik, administrasi sekolah.
Kenyataan menimbulkan banyak kekeliruan/kesalahan pada saat guru tersebut
menyusun administrasi kelas. Kesalahan ini tentu akan memberi dampakpula di
dalam melengkapi data yang dibutuhkan oleh sekolah. Dipandang dari dimensi
pembelajaran peranan pendidik (guru, dosen, pamong, pelajar, instruktur, tutor,
widyaiswara) di Inodonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan
ada dimensi-dimensi proses pendidikan yang diperankan oleh pendidik dan tidak
dapat digantikan oleh teknologi. Pengaruh globalisasi juga turut mempengaruhi,
saat ini pendidikan dianggap sebagai tulang punggung yang akanmenopang berdiri
tegaknya suatu negara namun peran pemerintah terhadappendidikan nasional
semakin berkurang. Pada satu sisi pemerintah berharap agar masyarakat bisa
berkontribusi secara optimal namun di lain sisi ada hal yang terlupakan bahwa
lebih kurang tiga puluh tahun sitem pendidikan di Indonesia dilakukan secara
“terpusat” sehingga masyarakat tinggal menunggu instruksi. Persoalan lain yang
dihadapi dunia pendidikan kita adalah terbatasnya sumber dana yang dimliki dan
alokasi dana untuk pendidikan sangat rendah apabiladibandingkan dengan
negara-negara tetangga.
3.6 Upaya-Upaya yang Sudah dan yang akan
Dilakukan Oleh Pemerintah
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah antara lain
dengan memberlakukan otonomi memberikan kesempatan kuliah bahkan beasiswa kepada
para guru yang belum mempunyai akta mengajar. Kesempatan ini diharapkan akan
direspon oleh para guru agar mereka tidak hanya “mengajar: atau transfer
knowledge tapi juga termpil melakukan tugas-tugas lainnya sebagi guru termasuk
di dalamnya menyusun administrasi/manajemen kelas. Keberhasilan siswa dalam
belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Pengaturan metode, strategi dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari
kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Administrasi/manajemen
kelas meliputi : kondisi emosional dan kondisi fisik siswa. Kondisi emosional
seperti, tingkah laku, kedisiplinan, minat/perhatian, gairah belajar dan
dinamika kelompok. Kondisi fisik
seperti, ventilasi, pencahayaan, kenyamaan, letak duduk dan penempatan siswa,
Selain itu pemerintah juga melakukan sertifikasi bagi para guru yang tujuannya
agar para guru bisa terus mengembangkan diri dan kemampunnya sebagai pendidik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Dalam setiap kegiatan pendidikan maka
didalamnya akan terdapat administrasi. Administrasi pendidikan menjadi sangat
penting diperhatikan di dalam menyelenggarakan pendidikan, sebab semua komponen
yang ada di dalam pendikan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan
administrasi pendidikan akan memandu, mengkoordinasi setiap bagiansehingga
menjadi suatu kesatuan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan
mengerti tentang pentingnya administrasi pendidikan dan dapat
mengaplikasikannya di dalam tugas dan pekerjaan.
4.2
Saran
1.
Penempatan guru harus didukung oleh
pendidikan yang berlatar belakang pendidikan guru
2.
Setiap program yang dikeluarkan oleh
pemerintah (sertifikasi guru) harus dilakukan secara berkesinambungan.
3.
Anggaran untuk pendidikan saharus
ditingkatkan dari tahun ke tahun secara bertahap
DAFTAR PUSTAKA
·
Engkoswara. (1987).
Dasar-dasarAdministrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen diikti, Depdikbud.
·
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia
Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal Keluarga
·
Engkoswara (2001). Paradigma Manajemen
Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung:
Yayasan Amal Keluarga.
·
Mulyasa. (2004). Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
·
Nawawi, Hadari. (1989). Administrasi
Pendidikan, Jakarta: CV Haji Masagung
·
Nawawi, Hadari (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan
Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
·
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 57 tahun 1998. (1998). Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi.
·
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 tahun 1999. (1999). Pendidikan
Tinggi. Sagala, Syaiful. (2001). Administrasi
Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta.
REBA MANGGARAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar